Khotbah Idulfitri: Menjadi Pemenang Sejati Setelah Ramadan

Khotbah Idulfitri: Menjadi Pemenang Sejati Setelah Ramadan
*) Oleh : Syifa’ Ma’ruf, M.Pd
Bidang Dakwah Kominfo PDPM Kabupaten Pekalongan

الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
فَقَالَ الله تَعَالىٰ :يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَاِللهِ الْحَمْدُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat yang di rahmati Allah Swt

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di hadapan-Nya pada hari yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, yang telah menjadi suri teladan bagi umat manusia.

اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat yang di rahmati Allah SWT

Sudah sebulan lamanya, kita ditarbiyah oleh Allah Swt. di bulan Ramadan. Kita ditarbiyah melalui syariat puasa yang mana Allah melarang kita untuk menikmati hal-hal yang seharusnya halal bagi kita, kita dilarang untuk makan, padahal makanan tersebut halal dan diperoleh dari cara yang halal. Kita dilarang untuk minum padahal minumannya halal dan diperoleh dari cara yang halal. Kita dilarang untuk melakukan hal yang menimbulkan syahwat padahal itu halal bagi suami istri.

Di antara tarbiyah lainnya yang Allah berikan kepada kita di bulan Ramadan adalah qiyam Ramadan. Menghidupkan malam-malam Ramadan dengan terjaga, dengan mengorbankan istirahat untuk bermunajat dan menyendiri bersama Allah SWT. Meyampaikan segala keluh kesah, mengharap ampunan atas dosa dan kealpaan dan memohon keberkehaan dari Sang Pemilik alam raya.

Tidak tanggung-tangung baik puasa dan qiyamu Ramadhan apabila dilakukan dengan penuh pengharapan dan keimanan kepada Allah, maka Allah akan mengganjarnya dengan ampunan dosa-dosa yang telah lalu. Kini kita bersama-sama dihari yang istimewa suara takbir, tahmid dan tahlil terdengar menggema semenjak adzan maghrib kemarin sebagai tanda berakhirnya pelaksanaan puasa.

Semua menyambut dengan riang gembira merayakan hari yang setelah sebulan lamanya diwaktu tertentu kita diharamkan walaupun itu halal baginya. Namun pertanyaannya, siapakah orang yang mendapatkan kemenangan yang nyata ketika memasuki bulan syawal atau sesudahnya?

اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat yang di rahmati Allah SWT

Pernah disuatu hari raya Nabi Muhammad saw setelah imam sholat beliau hendak menaiki mimbar untuk berkhutbah. Lalu beliau mengucapkan sebanyak tiga kali: “Aamiin, Aamiin, Aamiin.” Sahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, engkau belum pernah melakukan ini sebelumnya. Ada apa?” Maka Nabi Muhammad Saw bersabda. “Jibril ‘Alaihis Salam berkata kepadaku: “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan berkata:

مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ، وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.
وَمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يَبَرَّهُمَا، فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.
وَمَنْ ذُكِرْتُ عِندَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.

“Barang siapa yang mendapati bulan Ramadan tetapi tidak diampuni dosanya, lalu ia meninggal dunia dan masuk neraka, maka Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya). Katakanlah: Aamiin.’ Maka aku pun mengucapkan: Aamiin.”

“Dan barang siapa yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya masih hidup, tetapi ia tidak berbakti kepada mereka, lalu ia meninggal dunia dan masuk neraka, maka Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya). Katakanlah: Aamiin.’ Maka aku pun mengucapkan: Aamiin.”

“Dan barang siapa yang ketika disebut namaku, tetapi ia tidak bershalawat kepadaku, lalu ia meninggal dunia dan masuk neraka, maka Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya). Katakanlah: Aamiin.’ Maka aku pun mengucapkan: Aamiin.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *