Khotbah Jumat: Lima Perilaku Hidup Bermasyarakat

Khotbah Jumat: Lima Perilaku Hidup Bermasyarakat
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Setidaknya ada 5 perilaku yang dapat menjadikan hidup bermasyarakat itu harmonis. Bagi seorang muslim, nabi SAW sangat menganjurkan untuk dilakukan:
Pertama, at-Takarrumu (Memuliakan)
Sikap menjadikan seseorang yang diajak interaksi menjadi mulia. Saat berbincang-bincang tidak menyakiti dengan ucapan. Ketika berkunjung ke rumah saudaranya menjaga aibnya.
Sikap menjadikan teman interaksi sebagai orang mulia, dijanjikan oleh Rasulullah saw balasan yang indah di hari kiamat. Sebagaimana dalam riwayat:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari qiyamat.” (HR. al-Bukhari no. 2262. Riwayat dari Abdullah bin Umar).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, at-Ta’āwunu (Saling Tolong-Menolong)
Kehidupan di dunia ini banyak hajat-kebutuhan. Allah menjadikan setiap manusia di dunia ini dengan rejeki dan kedudukan yang berbeda-beda. Karena dengan perbedaan itu manusia menjadi saling memerlukan satu dengan lainnya (QS. Az-Zukhruf: 32).
Agar kehidupan bermasyarakat harmonis maka antar anggota masyarakat harus saling tolong menolong.
Ta’awun tidak hanya dalam hal materi, tapi juga dalam hal non materi, seperti support, nasihat dan apresiasi.
Ta’awun dalam segala hal yang baik, bukan dalam hal yang dosa dan menimbulkan permusuhan, sebagaimana firman Allah SWT:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ  ٢
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah/5: 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *