Kyai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah ulama visioner yang meninggalkan warisan teladan yang tak ternilai bagi Persyarikatan Muhammadiyah dan umat Islam hingga kini.
Meski tidak banyak meninggalkan karya tulis atau kitab, kiprah beliau terlihat nyata melalui tindakan konkret yang menginspirasi generasi hingga saat ini.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dalam Ideopolitor Muhammadiyah Regional Jawa Kalimantan I di Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (27/1/2025) malam.
Menurut Haedar, keteladanan Kiai Dahlan merupakan hasil perenungan mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur’an serta ilmu pengetahuan yang beliau kuasai.
Keteladanan ini unik dan belum pernah ada sebelumnya di kalangan umat Islam. Kiai Dahlan mampu mengubah teks dan wahyu menjadi aksi nyata yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Mulai dari mereformasi arah kiblat, memperkenalkan pendidikan Islam modern sebagai alternatif, hingga memformulasikan Al-Ma’un menjadi gerakan di bidang kesehatan, sosial, pemberdayaan, dan kemanusiaan. Langkah-langkah tersebut tidak memiliki referensi sebelumnya di kalangan umat Islam,” ujar Haedar.
Lebih dari itu, Kyai Dahlan juga menggagas gerakan perempuan melalui Aisyiyah, yang menjadi pelopor dalam dunia Islam.
Selain itu, beliau mendirikan Hizbul Wathan (HW), sebuah gerakan yang membangkitkan semangat pembelaan terhadap tanah air.
Keteladanan yang diwariskan Kyai Dahlan menjadi tradisi besar Muhammadiyah, yang harus dijaga dan diteruskan oleh generasi penerus.
Namun, Haedar menambahkan, tradisi besar tersebut kadang menjadi tantangan bagi generasi berikutnya.
“Kita perlu mengembangkan tradisi ini dan, jika memungkinkan, menciptakan orientasi gerakan baru yang belum sempat dilakukan oleh Kyai Dahlan,” harap Haedar.
Langkah menciptakan orientasi gerakan baru, lanjutnya, merupakan konsekuensi logis dari identitas Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid atau pembaruan, yang sifatnya dinamis dan tak mengenal henti.
Sebagai gerakan tajdid, Muhammadiyah terus berperan dalam urusan keagamaan, ideologi, organisasi, serta orientasi gerakan yang mencakup kehidupan kebangsaan hingga kemanusiaan global. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News