Menyelami Cahaya Al-Qur’an: Transformasi Spiritual Dosen dan Karyawan UMM melalui DQLP

Menyelami Cahaya Al-Qur’an: Transformasi Spiritual Dosen dan Karyawan UMM melalui DQLP

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) secara resmi menutup program Development Qur’anic Literacy Program (DQLP) batch pertama di Masjid AR Fachruddin, pada Sabtu (22/2/2024).

Program yang berlangsung selama satu semester ini bertujuan untuk meningkatkan literasi Al-Qur’an bagi dosen dan karyawan, baik dalam aspek membaca, memahami, maupun menghafal.

Sebanyak 750 peserta telah mengikuti program ini melalui 16 sesi pertemuan yang didesain untuk memberikan pembelajaran yang mendalam dan berkesinambungan.

Dalam acara penutupan, Wakil Rektor V UMM, Prof. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si., menekankan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkungan akademik.

“Tidak ada permasalahan yang tidak bisa dijawab oleh Al-Qur’an. Oleh karena itu, harapannya melalui program ini, dosen dan karyawan dapat menjalankan aktivitas akademik dan profesional mereka dengan lebih baik dan lebih bermakna,” ujar Tri dalam sambutannya.

Tri juga menjelaskan bahwa pemilihan masjid sebagai lokasi pelaksanaan program ini memiliki makna yang lebih luas.

“Selain sebagai tempat ibadah, masjid harus menjadi pusat kegiatan keislaman yang produktif. Masjid yang ramai akan memberikan gairah ibadah yang lebih tinggi dan membawa manfaat bagi seluruh civitas akademika,” tambahnya.

Salah satu peserta, Rizki Febriani, mengungkapkan rasa syukur karena bisa mengikuti program ini. Menurutnya, program DQLP memberikan kesempatan baginya untuk memahami bacaan Al-Qur’an dengan lebih baik serta memperbaiki cara membacanya.

“Bergabung di kelas tahsin membuat saya bisa belajar lebih intensif dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an saya. Setelah ini, saya ingin melanjutkan ke kelas tahfidz agar bisa mulai menghafal Al-Qur’an secara lebih serius,” kata Rizki dengan antusias.

Program DQLP sendiri menyediakan enam program pilihan yang dapat diikuti oleh dosen dan civitas akademika UMM. Keenam program tersebut adalah tahsin, tartil, tafhim, tafsir, tahfidz, dan tilawah.

Sebelum memasuki kelas, setiap peserta harus mengikuti placement test dengan metode tasmi untuk mengetahui tingkat kemampuan mereka dalam membaca dan memahami Al-Qur’an. Berdasarkan hasil tes ini, peserta kemudian ditempatkan di kelas-kelas yang sesuai dengan tingkat pemahamannya.

Selama program berlangsung, peserta mendapatkan bimbingan intensif dari para fasilitator yang kompeten dan berpengalaman dalam pengajaran Al-Qur’an. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan yang sistematis dan berjenjang, sehingga peserta dapat mengalami peningkatan kemampuan secara signifikan dalam waktu yang relatif singkat.

Selain meningkatkan literasi Al-Qur’an, program ini juga bertujuan untuk memperkuat karakter keislaman dalam kehidupan akademik di UMM.

Dengan adanya program ini, diharapkan bahwa para peserta tidak hanya memperoleh keterampilan membaca dan memahami Al-Qur’an, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua panitia DQLP, Dr. Ahmad Fauzi, M.Ag., menambahkan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk komitmen UMM dalam menciptakan lingkungan akademik yang tidak hanya unggul dalam bidang keilmuan, tetapi juga dalam nilai-nilai spiritual.

“Kami ingin membangun budaya akademik yang lebih religius, di mana Al-Qur’an bukan hanya dipelajari sebagai bacaan, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan program ini, kami berharap seluruh civitas akademika UMM dapat semakin dekat dengan Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman utama dalam kehidupan mereka,” jelas Ahmad Fauzi.

Penutupan DQLP batch pertama ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari sebuah komitmen yang lebih besar.

Ke depannya, UMM berencana untuk terus mengembangkan program ini dengan inovasi baru yang lebih menarik dan efektif. Harapannya, semakin banyak dosen dan karyawan yang dapat bergabung dalam program ini di batch berikutnya, sehingga manfaat dari literasi Al-Qur’an bisa dirasakan lebih luas di lingkungan kampus.

Dengan demikian, UMM terus berupaya membangun atmosfer akademik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam aspek spiritual. (wil/tim)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *