Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. Sholihin Fanani, memberikan empat pesan penting dalam Musyawarah Wilayah (Musywil) V Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Jawa Timur.
Acara yang berlangsung di Fave Hotel, Sidoarjo, pada Ahad (23/2/2025) ini, dihadiri oleh para alumni IMM dari berbagai daerah, serta sejumlah tokoh Muhammadiyah yang turut memberikan arahan dan motivasi.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Sholihin, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa Fokal IMM memiliki peran strategis dalam membimbing dan mendukung kader IMM yang masih aktif berorganisasi.
Dia menekankan bahwa alumni memiliki tanggung jawab moral untuk terus berkontribusi dalam pembinaan generasi penerus, baik di lingkungan IMM maupun dalam gerakan dakwah Muhammadiyah secara luas.
Kiai Sholihin, begitu dia karib disapa, lalu menyampaikan empat pesan penting bagi Fokal IMM, yaitu:
Pertama, Fokal IMM harus menjadi sumber motivasi bagi para kader muda IMM agar tetap bersemangat dalam berorganisasi dan berkontribusi bagi Muhammadiyah.
Menurutnya, semangat perjuangan harus terus dipupuk agar kader IMM memiliki daya juang yang tinggi dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Fokal IMM harus dapat menjadi bagian dari upaya memotivasi para kader, sebagaimana yang tercermin dalam Tri Kompetensi IMM, yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas,” ujar Kiai Sholihin.
Kedua, Fokal IMM harus menjadi inspirasi bagi kader muda IMM. Ia menyadari bahwa banyak kader menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan mereka, baik dalam studi, karier, maupun kehidupan sosial.
Oleh karena itu, kehadiran Fokal IMM harus memberikan semangat, wawasan, serta solusi bagi mereka dalam menghadapi berbagai permasalahan.
“Banyak kader yang membutuhkan bimbingan dan arahan dari para seniornya. Alumni yang telah memiliki pengalaman lebih luas harus hadir untuk memberikan inspirasi serta membantu mencarikan solusi terbaik bagi mereka,” tambahnya.
Ketiga, pentingnya kolaborasi. Fokal IMM tidak boleh berjalan sendiri, melainkan harus aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Kolaborasi tidak hanya terbatas pada lingkungan internal Muhammadiyah, tetapi juga dengan pihak eksternal, termasuk pemerintah dan organisasi lain yang memiliki visi yang sejalan dengan perjuangan Muhammadiyah.
“Dalam hal ini, penting bagi kader Muhammadiyah yang berada di pemerintahan atau sektor publik lainnya untuk turut serta dalam membangun kolaborasi demi kepentingan umat dan bangsa,” jelasnya.
Keempat, Fokal IMM harus menjadi teladan bagi kader-kader muda. Sebagai organisasi yang menaungi alumni IMM, Fokal IMM harus mampu memberikan keteladanan yang baik, baik dalam sikap, tindakan, maupun pola pikir. Menurut Kiai Sholihin, menjaga akhlak adalah bagian penting dalam mencapai tujuan besar Muhammadiyah.
“Kader IMM yang telah menjadi alumni harus tetap memegang teguh nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah. Sikap dan perilaku kita sebagai alumni akan menjadi contoh bagi kader yang masih berproses di IMM,” tegasnya.
IMM dan Peranannya dalam Masyarakat
Selain menyampaikan empat pesan tersebut, Kiai Sholihin juga mengingatkan bahwa IMM adalah organisasi yang berperan penting dalam membangun umat, bangsa, dan masyarakat.
IMM, kata dia, harus terus berkontribusi dalam menyukseskan dakwah Muhammadiyah serta menunjukkan kebanggaan terhadap identitasnya sebagai bagian dari gerakan Islam berkemajuan.
“Oleh karena itu, IMM harus terus melahirkan kader-kader yang militan, cerdas, dan memiliki komitmen tinggi terhadap perjuangan Islam dan Muhammadiyah. Kita harus menjadi bagian dari solusi atas berbagai permasalahan umat,” ujarnya.
Musywil V Fokal IMM Jawa Timur ini menjadi momentum penting bagi para alumni IMM untuk memperkuat peran dan kontribusi mereka dalam mendukung kaderisasi serta perjuangan Muhammadiyah di berbagai bidang.
Melalui forum ini, sinergi antara alumni dan kader IMM diharapkan dapat semakin erat, sehingga mampu memberikan dampak positif bagi organisasi dan masyarakat luas. (wh)