Pemuda Muhammadiyah Buduran, Sidoarjo, sukses menggelar Kajian Kepemudaan di 10 Malam Terakhir Ramadan 1446 H yang dilaksanakan pada hari Ahad (23/3/2025). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Buduran di Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah, Jl. Lingkar Timur, Desa Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo.
Mengusung tema “Menembus Batas, Saatnya Menjadi Pemuda yang Gak Biasa Aja”, acara ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, yang juga merupakan Dai Internasional dan pemerhati pemuda.
Acara dimulai pada pukul 21.00 WIB dengan pembawa acara Sahrul Triawan, Wakil Ketua Bidang Media Komunikasi dan Dakwah PCPM Buduran. Puluhan peserta dari berbagai latar belakang hadir, dan PCPM Buduran berhasil menyuguhkan materi yang sangat menarik.
Aditya Abdurrahman, yang menjadi pemateri dalam kajian ini, mengapresiasi semangat para pemuda yang masih rela dan mampu meluangkan waktunya di malam hari untuk berdiskusi tentang pemuda dan dakwah.
“Kebanyakan di usia produktif saat ini dihabiskan untuk scroll media sosial dan nongkrong yang kurang berfaedah, namun malam ini sangat luar biasa. Kita dapat berdiskusi bersama, membahas persoalan generasi muda dan solusi yang harus segera kita pahami dan selesaikan,” ucap Adit, sapaan akrabnya, saat membuka sesi materi.
Ia menjelaskan bahwa Fase Masa Muda adalah fase kekuatan, di mana banyak potensi hebat yang dititipkan Allah saat seseorang memasuki usia muda, sambil mengutip sebuah ayat:
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةًۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
“Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikanmu kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikanmu lemah kembali setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (QS. Ar-Rum: 54)
Adit yang juga merupakan Dosen di UPN Surabaya memberikan contoh para sahabat Nabi yang masih muda, namun tumbuh dengan kekuatan, prestasi, dan karya. Beberapa contoh tersebut antara lain Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, Zaid bin Tsabit, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan banyak lagi.
Namun, saat ini kita mengalami krisis pemuda yang sehat. “Di era saat ini, pemuda-pemuda sangat terlihat kurang sehat alias lemah, mulai dari lemah iman, lemah pendirian, hingga lemah mental. Hal ini menjadi tugas kita semua yang masih waras dan peduli terhadap sekitar,” tambah Adit.
Beberapa cara yang dipaparkan untuk mengendalikan dan mengembalikan kekuatan pemuda yang semakin melemah, di antaranya adalah:
-
Belajar ilmu agama.
-
Miliki kebanggaan dan prinsip hidup.
-
Fokus dengan potensi positif yang dimiliki.
Di akhir sesi, Adit memberikan semangat kepada peserta yang hadir untuk kembali menumbuhkan semangat berdakwah di kalangan pemuda
“Di tangan pemuda saat ini adalah masa depan bangsa,” tambahnya, sambil mengutip sebuah hadis yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad).
Kegiatan Kajian Kepemudaan ini dilanjutkan dengan iktikaf, qiyamul lail, dan sahur bersama, menjadikan momen tersebut semakin penuh berkah. (bayu firdaus)