Pesan Tauhid dalam Ibadah Umrah

Pesan Tauhid dalam Ibadah Umrah

*) Oleh: KH Nadjih Ihsan, MAg,
Pakar Kajian Tauhid dan Ketua Divisi Pengembangan SDM Mubaligh Majelis Tabligh PWM Jatim

Ibadah umrah adalah salah satu ibadah dalam Islam, di samping syahadat, salat, zakat, dan puasa.

Namun ibadah umrah adalah ibadah yang pelaksanaannya terbuka dan tidak bisa disembunyikan dalam berbagai rangkaiannya.

Mulai dari mendaftar, manasik umroh, memakai seragam umrah, bahkan ketika berpamitan kepada keluarga teman dan itu semua menjadi bagian dari rangkaian umrah.

Perintah Allah SWT, dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh penuh dengan pesan-pesan tauhid.

واتم الحج والعمرة لله،
البقرة ١٩٦

“Tunaikan haji dan umrah karena Allah SWT.

وتزودوا فان خير الزاد التقوى واتقون يااولي الالباب، البقرة : ١٩٧

Dan bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. al-Baqarah (2):197)

Ketika sampai di miqat semua jamaah umroh berpakaian ihram kemudian berihlal
لبيك عمرة

Dan diteruskan dengan membaca talbiyah sampai jamaah umroh memasuki Masjidil Haram untuk memulai tawaf.

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، ان الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك. رواه البخاري

“Ya Allah… kami datang untuk memenuhi panggilan-Mu. Panggilan yang tiada sekutu bagi-Mu, kami datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kenikmatan dan kekuasaan hanyalah bagi-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.

Pesan-pesan tauhid nampak sekali dalam firman Allah tersebut, dalam ucapan talbiyah, dalam ritual manasik umroh sampai tahallul.

Pengalaman kami dalam mengantarkan dan membimbing jamaah umroh Safar Mubarok Indonesia.

Latar belakang jamaah baik strata pendidikan, sosial ekonomi, budaya, faham keagamaan, sangatlah diperlukan pembekalan nilai nilai Tauhid.

Salah satu bentuk syirik yang perlu diwaspadai dan dijauhi adalah riya.

Ibadah yang ditunjuk tunjukkan kepada orang lain, agar orang lain mengetahui nya, dengan harapan mendapatkan kan pujian dengan ibadah nya tsb.

اظهار العبادة لقصد رؤية الناس فيحمدون صاحبها.

“Allah subhanahu wa ta’ala sangat tidak butuh terhadap hambanya yang melakukan perbuatan syirik termasuk riya.”

عن ابي هريرة مرفوعا قال الله تعالى : انا اغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملا اشرك معي فيه غيري، تركه وشركه، رواه مسلم

“Aku adalah Zat yang tidak butuh untuk disyirikan barang siapa yang beramal ibadah karena syirik kepadaku maka aku tinggal dia dan amalnya.

Nabi juga sangat mengkhawatirkan terhadap para sahabat yang melakukan perbuatan terindikasi adanya riya.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ان اخوف ما اخاف عليكم الشرك الاصغر الرياء، يقول الله يوم القيامة اذا جاز الناس باعماله
: اذهبوا الى الذين تراؤون في الدنيا فانظروا هل تجدون عندهم جزاء، رواه احمد.

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah Syirik kecil, yaitu riya. Pada hari kiamat ketika memberi balasan kepada manusia atas perbuatan mereka Allah berfirman: Pergilah kalian kepada orang-orang yang kepada mereka kalian perlihatkan amalan kalian di dunia. Lihatlah apakah kalian dapat di balasan di sisi mereka.”

Ada kewajiban moral terhadap travel penyelenggara ibadah umrah, dan para pembimbing para muthawif agar memahami yang sebenar-benarnya tentang tauhid, agar para jamaah umrah memperoleh nilai pahala. Wallahu’alam. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *