Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan sering kali diiringi dengan perubahan pola makan dan kebiasaan yang dapat memengaruhi kesehatan gigi serta mulut. Salah satu tantangan yang sering dialami adalah bau mulut akibat produksi air liur yang menurun selama berpuasa.
Menyikapi hal tersebut, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Aryo Sutowijoyo, membagikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap segar selama Ramadan.
Menurut Aryo, menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah langkah utama untuk mengatasi bau mulut saat berpuasa.
“Bau mulut bisa terjadi karena pembakaran cadangan lemak dalam tubuh, serta berkurangnya produksi air liur. Oleh karena itu, menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu setelah sahur dan sebelum tidur, sangat dianjurkan,” jelasnya seperti dilansir di laman resmi UM Surabaya, pada Kamis (6/3/25).
Selain itu, menyikat gigi selama dua menit dengan teknik yang benar dapat membantu menghilangkan sisa makanan dan plak yang bisa menyebabkan bau mulut.
“Gunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi berfluoride agar gigi tetap kuat serta terhindar dari risiko gigi berlubang,” tambahnya.
Selama bulan Ramadan, tubuh rentan mengalami dehidrasi yang berdampak pada mulut kering. Aryo menyarankan untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih minimal delapan gelas sehari, yang bisa dibagi antara waktu berbuka dan sahur.
“Ketika tubuh terhidrasi dengan baik, produksi air liur tetap optimal sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri di dalam mulut,” ujarnya.
Selain air putih, konsumsi buah dan sayur juga berperan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. “Buah dan sayur yang kaya serat, seperti apel, wortel, dan seledri, dapat membantu membersihkan gigi secara alami serta menstimulasi produksi air liur,” terang Aryo.
Ia juga menekankan bahwa makanan berserat dapat menjaga pH dalam rongga mulut agar tetap seimbang, sehingga dapat mengurangi risiko bau mulut akibat kondisi mulut yang terlalu asam.
Untuk memastikan kebersihan mulut lebih maksimal, Aryo merekomendasikan penggunaan benang gigi (dental floss) setelah makan. “Benang gigi bisa membantu membersihkan sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi,” jelasnya.
Selain itu, berkumur dengan air garam hangat dapat menjadi alternatif alami untuk membunuh bakteri penyebab bau mulut.
“Air garam memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu membersihkan area mulut, terutama bagi mereka yang mengalami masalah gusi sensitif,” tambahnya.
Saat berbuka dan sahur, banyak orang tergoda untuk mengonsumsi makanan pedas dan asin. Namun, Aryo mengingatkan bahwa makanan dengan kadar garam dan rempah tinggi bisa memicu dehidrasi dan meningkatkan risiko sariawan.
“Makanan yang terlalu pedas dan asin dapat mengiritasi lapisan dalam mulut serta merusak enamel gigi jika dikonsumsi berlebihan,” paparnya.
Selain menjaga pola makan dan kebersihan gigi, pemeriksaan ke dokter gigi juga sangat dianjurkan sebelum memasuki bulan Ramadan.
“Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada masalah gigi berlubang, plak berlebih, atau masalah gusi yang bisa memperburuk kondisi kesehatan mulut selama berpuasa,” ungkap Aryo.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa perawatan gigi seperti pembersihan karang gigi (scaling), tambal gigi berlubang, atau pencabutan gigi dapat dilakukan sebelum Ramadan tiba untuk menghindari ketidaknyamanan selama berpuasa.
Dengan menerapkan tips-tips tersebut, kesehatan gigi dan mulut dapat tetap terjaga selama menjalankan ibadah puasa.
“Puasa bukan alasan untuk mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Justru, dengan perawatan yang tepat, kita bisa menjalani ibadah dengan lebih nyaman dan percaya diri,” pungkas Aryo. (wh)