RSIA Nganjuk Gandeng Halal Center Umsida untuk Sertifikasi Halal Layanan dan Makanan

RSIA Nganjuk Gandeng Halal Center Umsida untuk Sertifikasi Halal Layanan dan Makanan

Untuk memastikan kualitas layanan kesehatan yang sesuai dengan prinsip syariah, Halal Center Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal di Rumah Sakit Islam Aisyiyah (RSIA) Nganjuk, pada Jumat (28/2/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Instalasi Gizi ini diikuti oleh tenaga medis, ahli gizi, dan pengelola rumah sakit.

Ketua Halal Center Umsida, Dr. Puspita Handayani, M.Pd.I, menegaskan bahwa pendampingan ini merupakan bagian dari upaya mendukung lembaga kesehatan dalam memenuhi standar sertifikasi halal.

“Kami ingin memastikan bahwa rumah sakit ini memenuhi seluruh persyaratan halal, baik dalam pemilihan bahan makanan, proses pengolahan gizi, hingga distribusi produk,” jelasnya seperti dilansir di laman resmi Umsida.

Puspita menambahkan bahwa sertifikasi halal bukan hanya tentang makanan yang dikonsumsi pasien, tetapi juga menyangkut seluruh proses operasional di rumah sakit.

“Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang untuk memastikan pemahaman yang komprehensif terkait sertifikasi, mulai dari pengumpulan dokumen, pemenuhan regulasi, hingga implementasi kebijakan halal dalam operasional rumah sakit,” jelas dia.

Selain itu, Halal Center Umsida memberikan bimbingan teknis dan administratif terkait prosedur sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Peserta pelatihan, yang terdiri dari manajemen rumah sakit, tenaga medis, dan staf administrasi, dibekali pemahaman mendalam mengenai regulasi dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan status halal dalam rumah sakit.

Dalam sesi pelatihan, Prof. Hana Catur Wahyuni, salah satu pemateri, menjelaskan bahwa sertifikasi halal dalam rumah sakit memiliki tantangan tersendiri.

“Penting bagi rumah sakit untuk memahami bahwa sertifikasi halal bukan sekadar label, tetapi merupakan tanggung jawab besar terhadap pasien, terutama bagi mereka yang mengutamakan kehalalan dalam setiap aspek pelayanan yang mereka terima,” ungkapnya.

Selain makanan, sertifikasi halal di rumah sakit juga mencakup penggunaan obat-obatan, alat medis, dan berbagai produk yang digunakan dalam layanan kesehatan.

Oleh karena itu, aspek halal harus diterapkan secara menyeluruh dalam manajemen produk di rumah sakit, termasuk pemilihan bahan baku yang bebas dari unsur haram, proses pengolahan yang sesuai dengan standar halal, hingga penyimpanan dan distribusi produk yang terjaga kehalalannya.

Direktur RSIA Nganjuk, dr. Agus Pribadi, MM, menyambut baik pendampingan yang dilakukan oleh Halal Center Umsida. Menurutnya, sertifikasi halal sangat penting untuk memberikan kenyamanan dan kepercayaan lebih kepada pasien Muslim.

“Kolaborasi dengan Halal Center Umsida sangat membantu kami dalam memahami dan menyelesaikan seluruh tahapan sertifikasi halal. Dengan adanya pendampingan ini, kami bisa lebih yakin dalam memenuhi seluruh persyaratan,” ujarnya.

Agus menambahkan bahwa proses sertifikasi halal memerlukan kerja sama erat antara rumah sakit dan pihak sertifikasi.

“Oleh karena itu, RSIA Nganjuk berkomitmen untuk terus meningkatkan standar halal dalam layanan mereka, terutama dalam pengelolaan gizi rumah sakit,” katanya.

Melalui pelatihan ini, imbuh dia, Instalasi Gizi di RSIA Nganjuk akan menerapkan standar ketat dalam pemilihan bahan makanan dan pemilihan pemasok, memastikan semua produk yang digunakan sudah memiliki sertifikasi halal resmi,” papar dia.

“Selain itu, staf rumah sakit dilatih untuk menerapkan sistem pengolahan makanan yang aman dan higienis, yang tidak hanya memenuhi aspek kesehatan tetapi juga mematuhi kaidah syariah,” tandas Agus.

Dengan adanya program ini, Agus berharap seluruh tenaga medis, staf administrasi, dan pengelola rumah sakit dapat lebih siap dan profesional dalam menghadapi proses sertifikasi halal.

Hal ini sejalan dengan visi RSIA Nganjuk untuk menjadi rumah sakit yang tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, tetapi juga memastikan bahwa seluruh layanan yang diberikan memenuhi standar halal.

“Transformasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi rumah sakit lain, restoran, dan lembaga kesehatan lainnya untuk turut serta dalam memastikan kehalalan produk dan layanan yang mereka berikan,” pungkas Agus. (*/wh)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *