*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“The world is 3 days: As for yesterday, it has vanished along with all that was in it. As for tomorrow, you may never see it. As for today, it is yours, so work on it.”
(Dunia ini hanya memiliki tiga hari: Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari esok, kamu mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kamu miliki, maka beramallah di hari ini)
Kita seringkali terlena dengan gemerlapnya dunia, sehingga lupa akan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Padahal, Allah SWT telah berulang kali mengingatkan kita dalam Al-Qur’an tentang kefanaan dunia ini. Allâh SWTberfirman:
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Imam Najmuddin an-nasafi menafsirkan bahwa La’ibun, secara bahasa berarti sebuah permainan. Dalam bahasa Indonesia keseharian mainan adalah anonim dari beneran.
Dengan kata lain kehidupan di dunia bukanlah sesuatu yang beneran, tapi kebohongan. Rumah di dunia adalah rumah-rumahan, dan begitulah seterusnya.
Kata La’ibun adalah dimana kehidupan manusia diibaratkan seperti seorang anak berumur 1-8 tahun yang berisikan permainan.
Lihatlah anak-anak kita tidak terlalu berfikir dalam usia tersebut. bahkan begitu pentingnya permainan hingga diciptakanlah berbagai macam kelompok bermain (playgroup).
Hal ini sama persis yang dikatakan oleh imam ar-Razi dalam tafsir mafatihul Ghaib bahwa la’ibun merupakan karakter anak-anak yang tidak pernah memikirkan manfaat dari apa yang dilakukannya, karena semua itu hanya sekedar permainan.
Inilah keadaan hidup di dunia, jikalau kita tidak sadar diri niscaya kita akan terhanyut dalam arus yang makin menjauhkan hidup ini dari substansinya.
Marilah kita menjadi lebih waspada. jangan terlalu kagum dengan kehidupan dunia. Akhirat menunggumu di depan. Dunia dengan pasti akan engkau tinggalkan.
Dunia hanyalah sebagai tempat untuk mengumpulkan bekal, yaitu mengumpulkan berbagai bekal dengan amalan menuju negeri kekal abadi di akhirat kelak.
Semoga bermanfaat. (*)