SUMU Social Club Banyumas Programkan ‘Nasi Darurat’, Bantu Warga Terdampak Krisis

SUMU Social Club Banyumas Programkan ‘Nasi Darurat’, Bantu Warga Terdampak Krisis

Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti Resto Pak Raden, Dukuhwaluh, pada Kamis (10/4/2025), dalam gelaran Kopdar ke-13 Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) Banyumas. Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dan konsolidasi para pelaku usaha Muhammadiyah, tetapi juga menjadi momentum bersejarah dengan diluncurkannya secara resmi SUMU Social Club.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 70 anggota SUMU dari berbagai wilayah di Banyumas Raya, seperti Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Purbalingga. Keberagaman latar belakang peserta mencerminkan semangat kolaboratif dan inklusif SUMU dalam membangun kekuatan ekonomi umat berbasis nilai-nilai Islam dan keummatan.

Menghadirkan Ghufron Mustaqim, Sekretaris Jenderal SUMU Pusat sekaligus Co-Founder Evermos, acara ini memberikan suntikan semangat baru kepada seluruh peserta. Dalam pemaparannya, Ghufron menekankan bahwa SUMU hadir bukan sekadar sebagai komunitas bisnis, melainkan sebagai gerakan dakwah ekonomi yang terorganisir dan berorientasi jangka panjang.

“Setelah lebih dari satu abad Muhammadiyah berhasil membangun fondasi kuat di bidang pendidikan dan kesehatan, kini saatnya kita berfokus pada penguatan ekonomi umat. SUMU tidak sekadar mengajak berdagang, tapi juga bermimpi besar: melahirkan 10 orang terkaya di Indonesia dari kalangan kader dakwah,” tegasnya.

Menurutnya, tantangan zaman yang semakin kompleks memerlukan respons cerdas dari umat Islam. Ia menyebutkan bahwa penguatan ekonomi adalah langkah strategis dalam membangun kemandirian umat, sekaligus menjawab tantangan-tantangan sosial-ekonomi yang semakin dinamis.

Dalam diskusi yang berkembang hangat, isu-isu ekonomi global seperti tingginya tekanan pajak, ketimpangan distribusi kekayaan, dan terbatasnya peredaran uang rupiah di masyarakat menjadi sorotan. Ghufron mengajak para pelaku usaha Muhammadiyah untuk tidak hanya reaktif, tetapi proaktif dan inovatif dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu.

Salah satu respons konkret adalah peluncuran SUMU Social Club, sebuah inisiatif sosial yang digagas bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Program unggulannya, bertajuk “Nasi Darurat”, ditujukan untuk membantu kalangan masyarakat yang terdampak secara ekonomi, khususnya mahasiswa yang orang tuanya kehilangan pekerjaan. Program ini akan didukung oleh layanan hotline khusus, sehingga mereka yang membutuhkan dapat mengakses bantuan dengan lebih cepat dan mudah.

Inovasi Ekonomi Kerakyatan: Zendo dan Jagalaba

Selain inisiatif sosial, SUMU juga memperkenalkan langkah-langkah nyata dalam mendorong kemandirian ekonomi umat melalui peluncuran dua platform rintisan:

Zendo – Sebuah platform transportasi online yang digagas sebagai alternatif lokal untuk menghadapi dominasi pemain besar di sektor ojek daring. Zendo dirancang dengan pendekatan yang lebih berkeadilan, berpihak kepada mitra driver, serta membuka peluang partisipasi dari komunitas Muhammadiyah.

Jagalaba – Sebuah platform e-commerce karya anak bangsa yang diproyeksikan mampu bersaing dengan marketplace besar di Indonesia. Jagalaba hadir dengan semangat “dari umat, untuk umat”, dengan menyediakan ruang bagi para UMKM binaan Muhammadiyah untuk memasarkan produk secara digital.

Kedua platform ini diharapkan menjadi pionir dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual dalam dunia usaha.

Melalui Kopdar ke-13 ini, SUMU Banyumas semakin menegaskan komitmennya sebagai jembatan antara semangat keumatan dan solusi praktis menghadapi tantangan zaman. Dengan perpaduan antara nilai-nilai spiritual, sinergi antaranggota, serta strategi bisnis yang adaptif, SUMU optimistis dapat mewujudkan ekosistem ekonomi umat yang kuat, mandiri, dan berkeadilan.

Selain itu, SUMU juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor, baik dengan organisasi Islam lainnya, pemerintah daerah, maupun sektor swasta. Hal ini dilakukan dalam rangka memperluas jejaring dan memperkuat pengaruh positif gerakan ekonomi berbasis komunitas.

Di akhir acara, para peserta menyampaikan antusiasme dan harapan agar SUMU terus menjadi motor penggerak ekonomi umat yang mampu menyelaraskan nilai-nilai keislaman dengan tantangan ekonomi modern. (soleh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *