Syafiq A. Mughni Bawa Pesan Perdamaian di KTT Islam-Buddha

Syafiq A. Mughni Bawa Pesan Perdamaian di KTT Islam-Buddha

Dalam upaya mempererat hubungan strategis antara umat Islam dan penganut Buddha di kawasan ASEAN, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Syafiq A. Mughni menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam-Buddha yang diselenggarakan di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, pada Kamis (27/2/2025).

Kehadiran Syafiq dalam forum ini merupakan bagian dari langkah aktif Muhammadiyah dalam membangun dialog antaragama yang konstruktif dan berkelanjutan.

Konferensi ini dihadiri oleh 31 delegasi dari berbagai negara, yang secara bersama-sama mendiskusikan berbagai isu penting, khususnya terkait dengan peran agama dalam menghadapi tantangan ideologis, ekstremisme, serta dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan saling menghormati.

Dalam forum internasional ini, berbagai lembaga keagamaan turut berbagi pengalaman mereka dalam menjaga kerukunan dan perdamaian di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Syafiq dalam pidatonya, menegaskan bahwa KTT Islam-Buddha adalah platform yang sangat penting dalam membangun hubungan yang lebih baik antara umat Islam dan Buddha.

Menurutnya, dialog semacam ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat interaksi antaragama, tetapi juga untuk menciptakan tatanan sosial yang lebih damai dan berkeadilan.

“Konferensi Tingkat Tinggi Islam-Buddha merupakan agenda yang sangat signifikan untuk membangun hubungan yang lebih harmonis antara masyarakat Islam dan masyarakat Buddha. Forum ini memberikan ruang bagi kita untuk bertukar gagasan serta mencari solusi bersama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan keagamaan yang ada di dunia saat ini,” ungkap Syafiq dalam pidatonya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa forum ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem masyarakat yang lebih rukun, saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial.

“Tentu saja, tujuan utama dari konferensi ini bukan hanya mempererat hubungan antarumat beragama, tetapi juga membangun sebuah masyarakat yang lebih damai, rukun, dan adil,” tambahnya.

KTT Islam-Buddha: Sarana Memperkuat Dialog dan Dukungan untuk Umat Beragama

Selain sebagai wadah dialog antaragama, konferensi ini juga menjadi ajang bagi para pemimpin agama dan pemerintah untuk membahas berbagai kebijakan terkait kehidupan beragama di negara masing-masing.

Dalam kesempatan ini, Perdana Menteri Kamboja turut menyampaikan beberapa program yang telah dan akan dijalankan oleh pemerintahnya dalam mendukung kebebasan beragama, khususnya bagi masyarakat Muslim di Kamboja.

“Kami juga mendengarkan pemaparan mengenai berbagai kebijakan dari Pemerintah Kamboja serta program-program yang telah mereka rancang guna memberikan dukungan kepada komunitas Muslim di sini,” ujar Syafiq seperti dilansir di laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Jumat (28/2/2025).

Dukungan tersebut, lanjutnya, mencakup berbagai sektor, termasuk pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia bagi komunitas Muslim Kamboja.

“Ada berbagai program yang disiapkan, mulai dari pendidikan, pengembangan tenaga pendidik, hingga jaminan kebebasan dalam menjalankan ajaran Islam bagi Muslim di Kamboja. Ini merupakan langkah yang sangat berarti dalam menciptakan suasana kehidupan beragama yang lebih baik,” jelasnya.

Selain mendengarkan kebijakan pemerintah Kamboja, para delegasi juga berbagi pengalaman tentang hubungan Islam-Buddha di negara mereka masing-masing.

Negara-negara ASEAN yang hadir dalam konferensi ini memaparkan bagaimana mereka membangun relasi harmonis antara umat Islam dan Buddha, serta bagaimana kebebasan beragama dijamin dan diterapkan di wilayah mereka.

“Kami mendengarkan pengalaman dari berbagai negara di ASEAN tentang bagaimana hubungan Islam dan Buddha terjalin di sana, serta bagaimana kondisi umum kebebasan beragama yang diberikan kepada para pemeluk agama di negara mereka,” ungkap Syafiq.

Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya peran lembaga-lembaga keagamaan dalam memperjuangkan harkat dan martabat kemanusiaan.

Menurutnya, tugas utama dari organisasi keagamaan bukan hanya mengurus hubungan antaragama, tetapi juga berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan sosial serta menghadirkan solusi atas berbagai persoalan kemanusiaan yang ada.

“Yang tidak kalah penting dari pertemuan ini adalah bagaimana lembaga-lembaga keagamaan dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ini merupakan jalan yang harus kita tempuh agar perjuangan kita dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dapat lebih optimal,” tandasnya.

KTT Islam-Buddha ini menjadi salah satu langkah nyata dalam memperkuat hubungan lintas agama di kawasan ASEAN.

Dengan adanya forum semacam ini, diharapkan terjalin komunikasi yang lebih erat antara umat Islam dan Buddha, serta tercipta iklim kehidupan yang lebih harmonis dan saling menghormati dalam keberagaman. (*/wh)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *