*) Oleh: Faisal Amri Al Azhari, M.Ag,
Anggota MTT PWM Sumut, Dosen AIK UMSU
Doa Memulai Makan
1. Dengan lafaz; “Bismillah” (بسم الله ), atau bacaan yang lebih lengkap;
2. Lafaz: “Bismillahirrahmanirrahim” (بسم الله الرحمن الرحيم). Dalil (no 1 dan 2) ini adalah:
عَنْ عُمَرَ بْنَ أَبِي سَلَمَةَ يَقُولُ كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ. [رواه البخاري]
“Dari Umar bin Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah saw, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Lalu Rasulullah saw bersabda kepadaku: “Wahai Ghulam, bacalah Bismilllah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.” (HR. al-Bukhari)
3. Apabila lupa membaca “basmalah” sebelum makan, maka ia dapat membacanya pada saat ia ingat di waktu makan, dengan lafaz:
بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرْ اسْمَ اللهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ.[رواه أبو داود]
“Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra., bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Apabila salah seorang diantara kalian makan maka ucapkanlah nama Allah Ta’ala, jika lupa membacanya pada permulaan makan, maka bacalah (saat teringat), ‘Bismillah awwalahu wa âkhirahu’ (Bismillah (untuk) awal dan akhirnya).” (HR. Abu Dawud)
Doa Selesai Makan
1. Dengan lafaz:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي كَفَانَا وَأَرْوَانَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مَكْفُورٍ
“Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan kami dan menghilangkan rasa haus, bukan nikmat yang tidak dianggap dan tidak diingkari).” (HR. al-Bukhari)
2. Atau dengan lafaz:
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّنَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى رَبَّنَا
“Segala puji hanya milik Allah tuhan kami, bukan pujian yang tidk dianggap dan tidak dibutuhkan oleh tuhan kami.” (HR al-Bukhari)
3. Atau dengan lafaz:
الْحَمْدُ لِلهِ (حَمْدًا)كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, lagi penuh berkah. Tidak ada memberi kecukupan, pemberi simpanan, pemberi kekayaan atas makanan itu selain Engkau wahai Tuhan kami”. (HR. al-Bukhari)