*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Bersahabat dengan orang-orang saleh adalah salah satu pintu kebaikan yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan perumpamaan yang sangat indah tentang dampak dari persahabatan yang baik dan buruk.
Dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari RA, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi atau Engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) akan mengenai (membakar) pakaianmu. Dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau asap yang tidak sedap.” (HR. Bukhari no. 5534, Muslim no. 2628)
Hadis ini menunjukkan bahwa bergaul dengan orang-orang shalih akan memberikan pengaruh positif, meskipun kita tidak secara langsung mengikuti perbuatan baik mereka.
Sebaliknya, berteman dengan orang yang buruk akhlaknya dapat merusak iman dan mendatangkan pengaruh negatif.
Bersabar dalam Menyertai Orang-orang Saleh
Allah Ta’ala memerintahkan dalam Al-Qur’an agar kita senantiasa bersabar dalam menyertai orang-orang yang menyeru kepada-Nya.
Firman Allah Ta’ala:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Ayat ini mengajarkan pentingnya memilih teman yang dapat mengingatkan kita kepada Allah Ta’ala dan menguatkan langkah kita di jalan kebaikan.
Bersama mereka, kita akan termotivasi untuk terus mendekatkan diri kepada Allah.
Bahaya Berteman dengan Orang-orang Buruk
Sebaliknya, berteman dengan orang-orang yang buruk akhlaknya tidak hanya merusak di dunia, tetapi juga menjadi sebab penyesalan di akhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29)
Ayat ini memperingatkan kita tentang dampak buruk dari berteman dengan orang-orang yang menyesatkan. Penyesalan itu hanya akan hadir ketika tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Bersahabat dengan orang-orang saleh adalah salah satu cara membuka pintu-pintu kebaikan dalam hidup kita.
Para ulama pun mengingatkan pentingnya memilih teman yang dapat membawa kita kepada ketaatan.
Sebagaimana nasihat Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin: “Hati itu akan terwarnai oleh keadaan teman dekatnya. Oleh karena itu, carilah teman yang dapat memberikan pengaruh baik kepada akhlak dan ibadahmu.”
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk berteman dengan orang-orang yang saleh dan menjauhkan kita dari pengaruh buruk teman yang tidak baik. Wallahu A’lam bish-shawab. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News