*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“(Mereka berdoa): ‘Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).'”
(QS. Ali Imran: 8)
Sungguh beruntung seorang hamba yang telah dikaruniai hidayah dari Allah. Dengan hidayah, ia menjalani kehidupan dengan cahaya kebenaran, dituntun oleh syariat yang membawa keberkahan.
Namun, mendapatkan hidayah hanyalah permulaan. Tantangan berikutnya adalah bagaimana menjaga hidayah itu agar tetap ada di hati dan tidak sirna.
Salah satu cara untuk mempertahankan hidayah adalah dengan berdoa kepada Allah Ta’ala.
Kita memohon kepada-Nya agar tidak menjadikan hati kita condong kepada kesesatan. Dalam doa terdapat pengakuan atas kelemahan manusia dan pengharapan kepada rahmat-Nya.
Pentingnya Memilih yang Halal
Allah SWT berfirman:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang ada di muka bumi. Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Pada zaman ini, muncul peringatan yang relevan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
“Akan datang suatu masa kepada manusia di mana seseorang tidak lagi peduli dari mana ia memperoleh hartanya, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR. Bukhari dan An-Nasa’i)
Harta yang haram membawa dampak besar dalam kehidupan. Rasulullah bersabda:
“Suapan yang haram menyebabkan doa seseorang tidak dikabulkan oleh Allah dan menghalanginya dari surga.” (HR. Bukhari Muslim)
“Barang siapa yang memperoleh harta dengan cara haram, kemudian ia gunakan untuk bersedekah, menyambung silaturahmi, atau berinfak di jalan Allah, maka semuanya akan berujung pada neraka jahannam.” (HR. Abu Dawud)
Prinsip Muamalah yang Sesuai Syariat
Setiap muslim wajib memastikan bahwa rezekinya berasal dari sumber yang halal dan baik. Hal ini bukan hanya kewajiban duniawi, tetapi juga bentuk ibadah kepada Allah.
Dengan usaha yang sesuai syariat, kita tidak hanya mencari keberkahan dalam kehidupan dunia, tetapi juga menghindarkan diri dari tanggung jawab yang berat di akhirat kelak.
Allah telah menjamin rezeki setiap hamba-Nya. Karena itu, usaha kita untuk mendapatkannya secara halal adalah bentuk ketaatan, ketaqwaan, dan syukur kepada-Nya.
Dari Abu Burdah bin Abu Musa, bahwa ‘Ali berkata, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Mintalah kepada Allah hidayah (petunjuk) dan istiqamah di atas kebenaran. Sebutlah al-huda (petunjuk), maka engkau akan mendapatkan hidayah. Sebutlah as-sadaad (kelurusan), maka arah panahmu akan lurus sampai tujuan.” (HR. Ahmad, Al-Hakim, Al-Bazar)
Faedah Hadis:
Hendaknya setiap Muslim semangat meminta kepada Allah hidayah dan istikamah, yaitu agar senantiasa istikamah dalam beramal dengan ikhlas dan sesuai tuntunan syariat.
Jangan pernah bergantung pada diri sendiri, tetapi selalu libatkan Allah dalam setiap urusan, termasuk dalam meminta hidayah dan istiqamah.
Marilah kita dan keluarga senantiasa bersyukur, beriman, dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga kita selalu diberikan hidayah, dijaga di jalan yang lurus, dan diridhai oleh-Nya.
Jazakumullahu khairan, wa sa’adatikum fiddunya wal akhirah.
Semoga Allah menjaga keimanan kita semua. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News