Orang Orang yang Tidak Sukses

Orang Orang yang Tidak Sukses

*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَا لْوَزْنُ يَوْمَئِذِ ٱِلْحَـقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka, barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung,”

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ بِمَا كَا نُوْا بِاٰ يٰتِنَا يَظْلِمُوْنَ

“dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 8-9)

Seorang Muslim bisa menjadi orang yang bangkrut bila ia jika ditimbang amalan lebih berat timbangan berbuat dosa dan syirik , malas untuk beribadah dan beramal shaleh. Sering menyakiti orang, menzalimi rakyat atau berbuat curang dalam timbangan. Untuk menunjukkan rasa keadilan di Padang Mahsyar, para malaikat memberikan catatan kehidupan untuk setiap orang, sehingga mereka tidak bisa berantah dan tidak bisa mengelak dari semua perbuatannya waktu hidup di dunia. Mari lah kita berdoa dan memohon ampunan Allah SWT agar selalu diberikan kesehatan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

  1. Ciri khas orang orang yang bangkrut

قُلْ هَلْ نُـنَبِّئُكُمْ بِا لْاَ خْسَرِيْنَ اَعْمَا لًا

“Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beri tahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?””

اَ لَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا

“(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya.”

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًـا

“Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat.”

ذٰلِكَ جَزَآ ؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوْا وَا تَّخَذُوْۤا اٰيٰتِيْ وَرُسُلِيْ هُزُوًا

“Demikianlah, balasan mereka itu Neraka Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok.” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 102- 106)

  1. Kebangkrutan umat manusia

Kebangkrutan tidak hanya dialami manusia ketika masih hidup di dunia, tetapi juga bakal dihadapi manusia saat mereka di akhirat. Riwayat tentang kebangkrutan manusia di akhirat dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. Ketika Rasululullah sedang duduk bersantai bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menyampaikan satu pertanyaan singkat pada mereka. Pertanyaan itu disampaikan dalam suasana kekeluargaan, sahabat yang satu dengan yang lain nampak bergaul dengan akrab. Demikian juga dengan Nabi yang amat dicintainya. Nabi Muhammad Saw bertanya pada mereka:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ (رواه مسلم)

“Tahukah kalian, Siapakah orang yang mengalami bangkrut berat diantara kalian?” Para sahabat menjawab pertanyaan Nabi: “Mereka adalah orang yang tidak memiliki suatu harta apapun”. (HR. Muslim, No: 2581)

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ (رواه مسلم)

“Tahukah kalian, Siapakah orang yang mengalami bangkrut berat diantara kalian?” Para sahabat menjawab pertanyaan Nabi: “Mereka adalah orang yang tidak memiliki suatu harta apapun”. (HR. Muslim, No: 2581).

Para sahabat menjawab apa adanya terhadap pertanyaan Nabi, bahwa orang yang failit (bangkrut berat) adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa, bahkan mereka yang memiliki uang karena usaha-usahanya terus-menerus rugi. Nabi selanjutnya meluruskan pendapat mereka, bahwa bangkrut yang disebutkan di atas, baru tergolong bangkrut biasa bukan bangkrut berat. Nabi menjelaskan:

فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ (رواه مسلم)

“Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala salatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicamppakkannya orang itu ke dalam neraka. (HR. Muslim, No: 2581).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *