*)Oleh: Mutiatun, SPd I
Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng IV UMKABA)
Bus Shalawat adalah istilah yang cukup akrab di kalangan umat Islam di Indonesia, terutama bagi jamaah haji. Bus ini biasanya digunakan sebagai sarana transportasi gratis dan nyaman untuk mengantarkan jamaah dari hotel menuju terminal dekat Masjidil Haram dan sebaliknya.
Namun, dalam kisah ini, Bus Shalawat merujuk pada sebuah nama yang diberikan oleh seorang ustaz kampung, yang diambil dari pengalaman pribadinya saat menaiki bus antar kota (AKAP).
Kisah bermula ketika ustaz kampung ini melakukan perjalanan menggunakan bus AKAP. Dalam perjalanannya, ia menyaksikan sopir bus mengendarai dengan kecepatan tinggi dan terkesan ugal-ugalan. Sebagai orang yang jarang naik bus, pak ustaz merasa ketakutan dan gelisah sepanjang perjalanan. Untuk mengatasi rasa khawatir itu, ia terus berdzikir, membaca istighfar, dan bershalawat, memohon keselamatan dan ampunan kepada Allah SWT.
Dalam kondisi yang menegangkan itu, pak ustaz merenung, “Seandainya maut menjemput, ada dua pilihan bagi setiap amal kita: surga atau neraka.”
Dengan rendah hati, ia berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, baik yang kami sadari maupun tidak. Mungkin sopir yang mengendarai bus ini, meskipun ugal-ugalan, akan masuk surga lebih dahulu daripada kami, para ustadz, karena ia mengajak semua penumpang untuk berzikir, sementara kami, yang mengajar, sering membuat jamaah bingung atau mengantuk karena cara penyampaian yang kurang menarik.”
Sebagai seorang mubaligh dan ustaz, tentu kita harus mampu mewarisi tugas mulia Nabi Muhammad SAW. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 151-152 menyebutkan:
كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ “Sebagaimana Kami mengutus seorang Rasul di antara kamu, yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, mengajarkan Al-Qur’an dan hikmah, serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 151)
Rasulullah diutus untuk memberikan petunjuk, menyucikan umat, serta mengajarkan ilmu yang akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Begitu besar nikmat yang diberikan Allah dengan mengutus Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan segala yang bermanfaat bagi umat.
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
Melalui ayat ini, Allah mengingatkan kita untuk selalu mengingat-Nya, baik dalam hati, lisan, maupun perbuatan. Dengan zikir, tasbih, dan bersyukur atas segala nikmat-Nya, kita akan memperoleh kedekatan dengan-Nya. Kita juga diajarkan untuk menggunakan nikmat yang diberikan dengan cara yang benar, tidak menyalahgunakannya.
Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk selalu berzikir, bersyukur, dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Mari bersama-sama berdoa:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ و شكرك و حسن عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu.”
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News