Masjid Siaga Bencana, Inisiatif Muhammadiyah di Lumajang untuk Menghadapi Ancaman Alam

Masjid Siaga Bencana, Inisiatif Muhammadiyah di Lumajang untuk Menghadapi Ancaman Alam

Dalam Dialog Interaktif yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Jawa Timur, berbagai isu seputar peran masjid dalam masyarakat dibahas secara mendalam. Hadir dalam dialog ini, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, Dr. Sulton Amin, serta pakar peradaban Islam, H. Ridwan Abubakar, yang memberikan pencerahan terkait dinamika masjid di era modern.

Salah satu peserta dari Kabupaten Lumajang, Lukman, berbagi pengalamannya mengenai pentingnya kesiapsiagaan masjid terhadap bencana, mengingat wilayah Lumajang yang terletak di lereng Gunung Semeru.

Lukman, yang juga merupakan praktisi pengelolaan masjid, mengungkapkan bahwa masjid di daerah rawan bencana harus mempersiapkan berbagai fasilitas untuk menghadapi potensi bencana.

“Karena Kabupaten Lumajang berada di lereng Gunung Semeru, kami berusaha memastikan bahwa setiap masjid memiliki sarana untuk siaga bencana. Salah satunya, setidaknya menyediakan alat pemadam kebakaran,” ujarnya.

Lukman juga memberikan contoh konkret, seperti Masjid Arrohmah, yang sudah mempersiapkan perangkat kebencanaan.

“Masjid Arrohmah adalah salah satu contoh masjid yang telah mempersiapkan fasilitas keamanan bencana, seperti alat pemadam api ringan. Kami berharap masjid lain bisa mengikuti dan menyesuaikan dengan kondisi masing-masing,” tegasnya.

Lukman menambahkan, penting bagi setiap masjid yang terletak di daerah rawan bencana, seperti kawasan episentrum gunung meletus, untuk mempersiapkan perangkat kebencanaan sebagai langkah antisipasi.

“Di Lumajang, kami tidak hanya mempersiapkan peralatan untuk menghadapi bencana alam seperti letusan gunung, tetapi juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelaparan dan masalah sosial lainnya, seperti memberikan perhatian kepada para muallaf,” tambahnya.

Upaya yang dilakukan oleh masjid-masjid di Lumajang ini bukan hanya sekedar menjaga keamanan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan kemanusiaan, menjadikan masjid sebagai pusat kesiapsiagaan yang holistik untuk masyarakat yang terdampak bencana. (m roissudin)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *