*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan, sesuatu yang tidak ia sukai, lalu ia merasa sedih, gelisah, bahkan berputus asa.
Ia mengira bahwa musibah tersebut akan menghancurkan semua harapan dan cita-citanya. Namun, sering kali kita melihat bahwa di balik kepedihan itu, Allah justru memberikan kebaikan dari arah yang tidak pernah ia sangka-sangka.
Sebaliknya, ada pula orang yang begitu berusaha mengejar sesuatu yang tampak baik baginya, berjuang mati-matian untuk meraihnya, namun akhirnya yang terjadi justru kebalikan dari apa yang ia harapkan.
Ia kecewa, tidak memahami mengapa usahanya tidak membuahkan hasil seperti yang diinginkannya.
Jika kita mau merenung dan berpikir lebih dalam, sesungguhnya setiap takdir Allah memiliki hikmah yang besar, baik yang sudah kita pahami maupun yang masih menjadi misteri.
Allah tidak mungkin menimpakan sesuatu kepada hamba-Nya tanpa alasan. Maka ketika musibah menimpa, kita seharusnya berprasangka baik kepada Allah dan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti membawa kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.
Minimal, melalui musibah itu, Allah menghapus sebagian dosa kita. Bahkan, mungkin melalui ujian tersebut, Allah sedang membimbing kita menuju jalan yang lebih baik, yang belum kita sadari.
Oleh karena itu, mari kita melihat segala takdir dengan sudut pandang rahmat dan kasih sayang Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Pelajaran dari Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an
Sejarah membuktikan bahwa takdir yang terasa menyakitkan sering kali membawa kebaikan yang luar biasa.
Jika kita membuka lembaran kisah-kisah dalam Al-Qur’an atau melihat realitas kehidupan, kita akan menemukan banyak contoh nyata tentang hal ini.
1. Kisah Ibu Nabi Musa alaihissalam
Ketika Allah memerintahkan ibu Nabi Musa untuk melemparkan bayinya ke sungai, tentu ia sangat takut dan sedih.
Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang ibu selain melihat anaknya terlepas dari pelukannya.
Namun, siapa sangka, justru melalui kejadian itulah Nabi Musa diselamatkan, bahkan dibesarkan di istana Fir’aun, musuh terbesar Bani Israil.
Akhirnya, Musa ‘alaihissalam menjadi Nabi yang membebaskan umatnya dari penindasan Fir’aun.
2. Kisah Nabi Yusuf alaihissalam
Ketika Nabi Yusuf kecil, ia dijebloskan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, lalu dijual sebagai budak dan mengalami berbagai penderitaan.
Namun, semua itu adalah jalan menuju kemuliaan. Takdir yang tampak buruk itu justru membawanya menjadi seorang pemimpin besar di Mesir, yang akhirnya menolong banyak orang, termasuk keluarganya sendiri.
3. Kisah Ummu Salamah
Ummu Salamah, seorang wanita salehah, merasa sangat sedih ketika suaminya, Abu Salamah, meninggal dunia.
Ia merasa bahwa tidak ada lagi laki-laki yang bisa menggantikan Abu Salamah, sosok yang begitu baik.
Namun, karena ia bersabar dan mengucapkan doa yang diajarkan Rasulullah, Allah menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik: ia dipersunting oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.
Dari kisah-kisah di atas, kita belajar bahwa sesuatu yang tampak sebagai musibah atau kemalangan sering kali justru merupakan bagian dari rencana Allah yang lebih besar dan lebih baik.
Tegar dan Berprasangka Baik
Dalam kehidupan ini, setiap orang pasti mengalami ujian dan cobaan. Tidak ada satu pun manusia yang bisa terbebas dari kesedihan dan kehilangan, bahkan para Nabi dan Rasul pun tidak luput dari cobaan. Yang membedakan adalah bagaimana kita menyikapi ujian tersebut.
Seorang mukmin sejati tidak menggantungkan kebahagiaannya hanya pada satu keadaan atau pada satu orang tertentu.
Ia memahami bahwa kehidupan ini selalu berubah, dan bahwa Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya.
Maka, hendaknya kita selalu bertawakal kepada Allah dan menempuh jalan yang telah disyariatkan. Jika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, ingatlah firman Allah:
وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Semoga kita selalu diberi kesabaran dan keteguhan i dalam menghadapi setiap takdir Allah, dengan keyakinan bahwa di balik semua itu ada hikmah yang indah. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News