Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua dalam Perspektif Islam

Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua dalam Perspektif Islam

*)Oleh: Siti Aliffah
Peserta Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah

Akal sehat dan ajaran agama pada dasarnya sepakat bahwa berbuat baik kepada orang tua adalah kewajiban yang sangat dianjurkan. Hal ini tidak lepas dari besarnya jasa orang tua yang telah melahirkan, merawat, dan mendidik anak hingga dewasa.

Dalam Islam, berbakti kepada orang tua tidak hanya dilihat sebagai balas budi, melainkan juga sebagai amal ibadah yang sangat mulia dan memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Birrul Walidain, yang artinya berbakti kepada orang tua, merupakan salah satu bagian dari Etika Islam yang mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Berbakti kepada orang tua ini tidak hanya diwajibkan bagi setiap Muslim, namun juga menjadi kewajiban yang harus dijalankan meskipun orang tua kita beragama selain Islam.

Seorang Muslim wajib untuk memenuhi perintah orang tuanya selama hal itu tidak bertentangan dengan hukum Allah. Birrul Walidain ini juga merupakan bentuk silaturahmi yang paling utama.

Namun, berbakti kepada orang tua bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, berbakti bisa mengantarkan seseorang meraih kemuliaan di dunia dan akhirat, seperti mendapatkan ampunan dosa, panjang umur, barakah dalam rezeki, dan bahkan masuk surga.

Di sisi lain, ketidakberbaktiannya bisa berujung pada kemurkaan Allah yang dapat mengarah pada kehancuran. Semua itu tergantung bagaimana kita mengelola amal baik kepada orang tua.

Berbakti kepada orang tua adalah amal yang sangat mulia, bahkan dianggap sebagai salah satu kunci untuk mendapatkan surga dan keridhaan Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tua mendatangkan banyak keutamaan, baik di dunia maupun akhirat.

Perintah Allah dalam Al-Qur’an:

  1. QS. An-Nisa: 36
    “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
  2. QS. Al-An’am: 151
    “Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
  3. QS. Al-Isra: 23
    “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.”

Hadis Rasulullah SAW:

  1. “Ridha Allah terdapat dalam ridha kedua orang tua, dan murka Allah terdapat dalam murka kedua orang tua.” (HR. Tirmizi)
  2. “Apakah orang tuamu masih hidup?” tanya Rasulullah SAW. Ketika dijawab ya, beliau bersabda: “Jika demikian, berbaktilah kepada keduanya, karena itu adalah jihad yang paling besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  3. “Amal apa yang paling dicintai Allah?” tanya Abdullah bin Mas’ud. Rasulullah SAW menjawab: “Shalat pada waktunya, lalu birrul walidain, lalu jihad fi sabilillah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. “Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, jika engkau ingin, jagalah ia.” (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah)
  5. “Celaka, celaka, celaka, orang yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya telah lanjut usia, tetapi tidak bisa membuatnya masuk surga.” (HR. Muslim)
  6. “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Aku berbaiat untuk berhijrah dan berjihad di jalan Allah.’ Rasulullah bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Ia menjawab ya, ‘Pulanglah, dan berbaktilah kepada mereka.'” (HR. Muslim)

Bentuk-Bentuk Birrul Walidain:

  1. Taat dan patuh pada perintah orang tua, selama tidak bertentangan dengan perintah Allah.
  2. Bergaul dengan mereka dengan cara yang baik dan penuh hormat.
  3. Berkata kepada mereka dengan sopan, rendah hati, dan lemah lembut.
  4. Mengikuti keinginan dan saran orang tua, baik dalam hal pendidikan, pekerjaan, atau jodoh.
  5. Membantu mereka secara fisik maupun material.
  6. Mendoakan agar orang tua diberi rahmat dan kesejahteraan oleh Allah di dunia dan akhirat.
  7. Menjaga kehormatan dan nama baik orang tua.
  8. Merawat orang tua ketika mereka sakit, tua, atau mulai pikun.
  9. Setelah orang tua meninggal, kita masih bisa melanjutkan baktinya dengan cara:
    • Mengurus jenazahnya dengan baik.
    • Melunasi hutang-hutangnya.
    • Menyampaikan wasiatnya.
    • Menjaga hubungan baik dengan sahabat-sahabatnya.
    • Mendoakan mereka.

Sering kali kesulitan hidup kita disebabkan oleh durhaka kepada orang tua, sementara kemudahan dan kebaikan dalam hidup bisa jadi datang karena kebaikan dan bakti kita kepada mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga hubungan baik dengan orang tua dan berusaha untuk berbakti dengan sepenuh hati. Semoga kita semua selalu diberikan kemudahan dan petunjuk dari Allah SWT dalam menjalankan kewajiban ini. Aamiin. (*)

Daftar  Pustaka  :

  1. Faizah Purnamawati, S.Pd.I, Birrul  Walidain, Pda Mt Kota Magelang, Senin, 6 April 2020..
  2. Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Menggapai Ridha Allah Dengan Berbakti Kepada Orang Tua Referensi : https://almanhaj.or.id/989-menggapai-ridha-allah-dengan-berbakti-kepada-orang-tua.html.
  3. Berbakti kepada orang tua, https://buletin.muslim.or.id/berbakti-kepada-orang-tua/.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *