Ketenangan Itu Hanya Ada dalam Jaminan Allah
foto: worldhijabday.
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Ketenangan sangat dirindukan oleh manusia. Banyak manusia berupaya menjangkau ujung ujung dunia berharap hidup tenang.

Namun kebanyakan gagal hidup tenang meski sudah ngumpet di tempat tenang. Apalagi masa tenang seperti sekarang karena terkait Pemilu yang makin membuat hati tak tenang. Ya gak? Mengapa demikian?

Karena ketenangan itu berada di hati, bukan fisik. Fisik, misalnya tempat yang tenang dan damai hanya membantu mengondisikan saja.

Selama hati tak tenang maka mau berada di Antartika yang sangat sangat tenang tanpa manusia lain pun tetap tak bisa tenang.

Sementara ketenangan hati itu hanya berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan cara mengingat Allah. Mengingat Allah pada hati, lisan dan amal.

Mengingat Allah dalam hati yang melahirkan lisan yang sesuai syariat Allah. Juga melahirkan amal yang sesuai perintah dan larangan Allah. Itulah dzikir yang benar.

Dalam Surah Ar-Ra’d Ayat 28 Allah Ta’ala berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Jika hidup kita benar. Hati beriman yang selalu menuju Allah dan lisan yang aman sesuai syariat Allah.

Kemudian amal kita secara keseluruhan sesuai dengan perintah Allah. Maka hidup kita insya Allah dijamin oleh Allah menjadi tenang.

Namun jika hidup kita berantakan. Hati tidak mau tunduk kepada perintah Allah. Takabur dan sombong. Tidak mau taat kepada syariat Allah.

Hati yang licik menghalalkan segala cara agar menang. Penuh dengan intrik yang keji, culas, manipulatif, dusta, dan segala keburukan untuk menipu rakyat dan menghancurkan lawan politik.

Maka hidup kita pasti tidak tenang. Penuh kekhawatiran. Penuh ketakutan. Penuh kesombongan. Penuh kebencian. Meskipun dalam masa tenang.

Apalagi jika selama ini kita pun mengkhianati Allah, Rasul dan orang beriman. Dengan menjauhkan syariat Allah dari kehidupan umat Islam.

Membenci dan memfitnah para dai yang Mukhlis dengan berbagai label radikal dan lain-lain agar umat menjauhi mereka. Agar Islam kaffah jauh dari kehidupan. Maka pastinya hidup kita akan dimurkai oleh Allah.

Masa tenang hanya akan menghasilkan ketenangan jika kita benar-benar taat total kepada Allah. Beriman, taat dan berupaya terus menapaki ketaatan hingga istikomah dan berujung pada husnul khotimah.

Pada saat itulah Allah menyambut kita seperti dalam firman-Nya dalam Surah al-Fajr Ayat 27-28:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.”

Dalam Zubdatut Tafsir dikatakan,” Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas) Puas dengan pahala yang Allah berikan kepadamu (lagi diridai-Nya) diridai di sisi-Nya.”

So, mau hidup tenang?

Jaga ibadah, ngaji, zikir dan beramal kebaikan dengan sabar, sadaqah, senyum, menolong yang lemah, meminta dan memberi maaf. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini