Transisi Energi Untuk Keberlanjutan Generasi
UM Surabaya

*)Oleh: Hengki Pradana,
Ketua Umum PW IPM Jawa Timur

Pada abad ke-21, umat manusia dihadapkan pada tugas besar yaitu transisi energi. Ketika dunia semakin sadar akan perlunya melindungi lingkungan, banyak negara dan perusahaan mulai beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi berkelanjutan. Tulisan ini akan mengajak pembaca untuk membahas aspek-aspek utama transisi energi, seperti keberlanjutan, energi terbarukan, netralitas karbon, dan solusi ramah lingkungan.

Konsep keberlanjutan menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan yang harmonis antara kebutuhan umat manusia saat ini dan kapasitas generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam bidang energi, keberlanjutan mencakup pengembangan dan pemanfaatan sumber daya energi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, namun juga memiliki kemampuan untuk dimanfaatkan di masa depan tanpa menimbulkan kerusakan pada lingkungan.

Pemanfaatan bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, gas alam, dan batu bara, telah menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, termasuk namun tidak terbatas pada polusi udara, perubahan iklim, dan kerusakan ekosistem. Untuk mencapai keberlanjutan, kita harus beralih ke sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan.

Energi terbarukan berasal dari sumber daya alam yang tidak ada habisnya, seperti sinar matahari, angin, air, dan biomassa. Bentuk energi ini memiliki potensi besar dalam menggantikan bahan bakar fosil yang merugikan lingkungan. Kemajuan penting dalam teknologi energi terbarukan mencakup panel surya, turbin angin, dan pembangkit listrik tenaga air, yang semuanya mengalami perkembangan pesat.

Alokasi sumber daya untuk energi terbarukan memiliki dua tujuan: mengurangi emisi karbon dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi asing. Banyak negara telah menetapkan tujuan ambisius untuk memperkuat integrasi energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, yang menunjukkan dedikasi bersama untuk mengembangkan planet yang lebih sadar lingkungan.

Netralitas karbon adalah keadaan di mana jumlah emisi karbon yang dihasilkan seimbang dengan jumlah karbon yang diserap atau dikompensasi. Untuk mencapai netralitas karbon, sangat penting untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh upaya manusia dan meningkatkan kapasitas penyerapan karbon melalui inisiatif reboisasi dan kemajuan dalam teknologi penyimpanan karbon.

Banyak negara dan bisnis telah menetapkan target untuk menjadi netral karbon dalam beberapa dekade mendatang. Misalnya, Uni Eropa telah menetapkan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050, dan perusahaan besar seperti Microsoft dan Google juga telah menetapkan target serupa. Untuk mencapai netral karbon, pemerintah, bisnis, dan individu harus bekerja sama.

Kami harus mengadopsi solusi hijau praktis untuk mendukung transisi energi. Ini mencakup meningkatkan efisiensi energi, mengembangkan teknologi baru, dan memperbaiki infrastruktur. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam hal ini dengan memberikan insentif untuk investasi dalam energi terbarukan dan menetapkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan.

Selain itu, masyarakat dapat berkontribusi dengan mengurangi jumlah energi yang dikonsumsi, menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan, dan mendaur ulang.

Untuk memastikan bahwa semua orang memahami peran mereka dalam menjaga lingkungan, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan juga harus ditingkatkan, perlu diingat bahwa transisi energi adalah proses yang sulit dan panjang, tetapi sangat penting untuk keberlanjutan generasi mendatang.

Dengan berkonsentrasi pada energi terbarukan, mencapai netral karbon, dan mengadopsi solusi hijau, kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini dan memastikan bahwa dunia menjadi lebih baik bagi generasi mendatang, semua pihak, baik pemerintah, bisnis, maupun individu, harus bekerja sama. (*)

*) Penulis merupakan lulusan S1 Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surabaya yang berfokus pada bidang Konversi Energi.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini