Godaan Setan, Murah Hati, dan Hidayah
foto: islamcity
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Setan tidak menyukai orang-orang taat kepada Allah, dan mengikuti ajaran-Nya. Mereka berusaha menggoda dan menyesatkan manusia agar menjauh dari jalan kebenaran dan kebaikan.

Setan dikenal sebagai musuh utama manusia dalam upaya untuk menggoda dan merusak iman mereka.

Orang yang suka mentraktir dan berbuat baik kepada orang lain dikenal sebagai pribadi yang murah hati dan dermawan. Dalam ajaran Islam, sifat ini sangat dihargai dan dianggap sebagai amal kebaikan.

Kata “loman” merujuk pada seseorang yang memiliki sifat dermawan, “nyenengno wong” berarti peduli atau memperhatikan orang lain.

“Masyaallah barakallah” adalah ungkapan syukur dan doa agar amal baik tersebut diberkahi oleh Allah. Orang yang terus menerus melakukan kebaikan dan membantu sesama akan mendapatkan pahala dan kasih sayang dari Allah.

Hidayah (pemahaman yang lurus) tidak ada hubungannya dengan madrasah, atau sekolah tinggi di timur tengah. Hidayah juga tidak ada hubungannya dengan harta, kedudukan, pangkat dan gelar.

Hidayah di atas akidah yang benar, hubungannya hanya dengan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Siapa pun kita, jika Allah kehendaki kita di atas jalan yang lurus (shiratal mustaqim), maka kita akan berada diatasnya, diarahkan dan dibimbing Allah Ta’ala untuk mendapatkan ilmu yang lurus dan benar. Dan Allah akan kumpulkan kita dengan orang orang yang lurus dan benar pula.

Hidayah milik Allah, yang hanya diberikan kepada orang orang yang dipilih dan dicintai-Nya, siapa pun dia.

Dan hidayah itu dicari, bukan di tunggu. Tentunya dengan memfungsikan mata, hati dan telinga kita untuk memahami ayat ayat Allah.

Sungguh sangat beruntung orang orang yang diberi Hidayah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena mereka memfungsikan mata, hati, dan telinga mereka untuk memahami ayat ayat Allah.

Karena dengan hidayah tersebut, mereka jadi tahu dan faham serta bisa membedakan, mana penguasa yang wajib ditaati dan dipatuhi, dan mana penguasa yang wajib kita berlepas diri, membenci, memusuhi dan mengkufurinya.

Dan dengan hidayah yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, biasa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Mana yang tauhid dan mana yang syirik. Mana yang thaghut dan mana yang ulil amri. Mana yang sunah dan mana yang bid’ah. Mana ulama anbiya dan mana ulama su’u yang sesat dan menyesatkan.

Mana jalan yang lurus dan mana jalan yang sesat dan menyesatkan. Mana yang dukun dan mana yang ustaz. Mana mujahid dan mana yang bukan mujahid. Dan mana yang muslimin dan mana yang musyrikin dan munafikin

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.

Barang siapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah :256)

Insya Allah kita termasuk hamba hamba Allah yang dicintai-Nya sehingga kita terpilih untuk mendapatkan hidayah dari Allah subhanahu Wa Ta’ala dan dilindungi dari godaan setan serta istikamah beribadah, aamiin.

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini