Memperdalam Masuknya Iman
foto:pexels
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Iman berdasarkan hadis merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan.

Maka, orang-orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, di setiap ucapannya dan segala tindakannya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Iman yang ada di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.

Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih berada dalam kebaikan, kita beruntung. Namun, bila ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita berada di luar koridor ajaran Rasulullah saw., maka kita akan celaka.

Sungguh, banyak cara yang bisa dilakukan seorang muslim untuk meningkatkan keimanannya. Di antara cara tersebut adalah mentadabburi Al-Qur’an. Tadabbur (mengkaji) Al-Qur’an merupakan salah satu cara yang utama untuk memperkuat keimanan.

Semakin dalam seseorang mengkaji Al-Quran, dan semakin banyak ilmu dan makrifat yang dia dapatkan di dalamnya, niscaya akan semakin bertambah keimanannya.

Demikian pula ketika ia mengamati keteraturan dan ketepatan susunan ayat-ayatnya, niscaya dia akan mendapati bahwa keseluruhan ayat Al-Quran saling membenarkan antara satu dan lainnya, tidak ada pertentangan di antaranya.

Apabila seseorang membaca Al-Qur’an dengan penuh tadabbur, memahami makna dan maksudnya niscaya dia akan dapat memahami maksud Allah SWT. yang telah menurunkan Al-Qur’an tersebut. Dan ini merupakan salah satu penguat iman yang paling besar.

Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan tidaklah bertambah orang-orang yg dzalim itu kecuali sebuah kerugian”. (Al-Isra’: 82).

Yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, “Caranya ada dua macam:

Pertama, Engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat.

Kedua, Engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur’an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمً

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” (QS, al-Ahzab : 70-71)

Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati –dalam bahasa Arab qalban—selalu berubah-ubah (at-taqallub) dengan cepat.

Rasulullah saw. berkata: “Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu ialah laksana bulu yang menempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik.” (Ahmad dalam Shahihul Jami’ no. 2365)

Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati kita dalam ketaatan.

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, tetapkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (Muslim no. 2.654)

Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui keimanan kita.

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian sebagaimana pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.” (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini