*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Jumat Mubarak
Hidup adalah serangkaian keputusan yang kita buat setiap hari. Ketika kita memilih untuk lunak terhadap diri sendiri—menghindari tantangan, menunda kewajiban, atau enggan menghadapi kenyataan—maka kehidupan akan membalas dengan kesulitan.
Namun, jika kita memilih untuk bersikap tegas, berdisiplin, dan gigih, kehidupan akan membuka jalan kemudahan dan keberhasilan bagi kita.
Sebagaimana kata pepatah, “Barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil.” Keberhasilan atau kegagalan tidak datang semata-mata karena takdir atau keadaan yang kita hadapi, melainkan bagaimana kita menentukan pilihan dalam hidup. Dalam setiap pilihan yang kita buat, kita memegang kendali atas masa depan kita.
Allah memberikan kita dua jalan—jalan kebaikan dan jalan keburukan—dan memberi kebebasan bagi kita untuk memilih, sebagaimana firman-Nya:
“Dan katakanlah (Muhammad), ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.’ Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka.” (QS. Al Kahfi: 29)
Ayat ini menunjukkan bahwa kita diberikan pilihan yang bebas, namun setiap pilihan memiliki konsekuensinya.
Pilihan untuk mengikuti kebenaran akan membawa kita pada kebahagiaan dan ridha Allah, sementara jalan keburukan membawa pada kehancuran dan penyesalan.
Lebih lanjut, Allah juga berfirman dalam surah Al-Balad:
“Bukankah Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan? Manusia diberi petunjuk, namun ia sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.” (QS. Al-Balad: 10)
Dalam ayat ini, kita diajak untuk merenungkan pilihan hidup kita. Apakah kita akan memilih jalan yang penuh kesulitan dan ujian namun membawa kita lebih dekat kepada kebaikan dan Allah, ataukah kita akan tergoda oleh jalan yang terlihat mudah tetapi penuh dengan kesesatan?
Setiap langkah yang kita ambil akan menentukan arah hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai hamba Allah, sudah sepatutnya kita memilih jalan yang benar, meski terkadang jalan tersebut penuh rintangan.
Allah menjanjikan kelapangan hati, ketenangan jiwa, dan kesuksesan bagi siapa saja yang berjuang di jalan-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran selalu di depan matanya, dan dia tidak akan mendapatkan dunia kecuali sebatas yang telah ditentukan. Namun, barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dengan hina.” (HR. Ibnu Majah No. 4105)
Hadis ini menekankan pentingnya niat dalam menjalani kehidupan. Ketika niat kita adalah untuk meraih keridhaan Allah dan kebahagiaan di akhirat, Allah akan memberkahi segala urusan kita.
Sebaliknya, jika kita hanya berfokus pada dunia, maka hidup kita akan terasa sempit dan penuh kecemasan.
Oleh karena itu, mari kita refleksikan setiap keputusan yang kita ambil. Setiap pilihan, besar maupun kecil, membawa kita lebih dekat kepada tujuan akhir kita—baik menuju kesuksesan abadi di akhirat, atau kebinasaan.
Doa dan tobat kita adalah jembatan yang akan membawa kita kepada jalan kebenaran.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengijabah doa-doa kita, memberikan kelancaran dalam setiap urusan, melimpahkan keberkahan rezeki, menjaga kita dari segala marabahaya, serta menjaga akidah kita dan keluarga dari segala ajaran yang menyimpang.
Semoga kita semua ditutup dengan husnul khotimah dan mendapatkan kehidupan yang penuh berkah, baik di dunia maupun di akhirat.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Insya Allah bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News