*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh uhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“When you tell the truth, you will find 2 different reactions: Intelligent people will reflect, Stupid people will be offended.”
(Saat kamu menyampaikan kebenaran, maka kamu akan menemukan 2 reaksi yang berbeda: Orang yang cerdas akan merenung, Orang yang bodoh akan tersinggung)”
Memberi nasihat adalah tindakan mulia yang dapat membawa kebaikan bagi sesama. Namun, agar nasihat kita bermanfaat dan diterima dengan baik, penting untuk memperhatikan etika dalam menyampaikannya.
Islam memberikan panduan yang jelas tentang hal ini, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT:
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini menekankan bahwa dalam memberi nasihat, kita harus menggunakan cara yang bijak dan santun, bukan dengan memaksakan pendapat atau menghina. Berikut beberapa etika yang perlu diperhatikan saat memberi nasihat:
1. Niat yang Tulus: Niatkan nasihat kita karena Allah, dengan tujuan murni untuk kebaikan orang lain.
2. Cara yang Santun: Hindari kata-kata kasar, sindiran, atau tuduhan yang dapat melukai perasaan.
3. Waktu yang Tepat: Pilihlah momen yang tepat, di mana orang tersebut siap untuk menerima nasihat.
4. Privasi: Jangan menasihati seseorang di depan umum atau membuka aibnya kepada orang lain.
5. Terbuka pada Perbedaan: Hargai pandangan orang lain dan jangan memaksakan pendapat kita.
6. Belajar Mendengarkan: Sebelum memberi nasihat, dengarkan dengan penuh empati apa yang menjadi keluhannya.
7. Berikan Solusi, Bukan Sekadar Kritik: Setelah mendengarkan, tawarkan solusi yang membangun, bukan hanya menyampaikan kekurangan.
8. Jadilah Contoh: Amalkan nasihat yang kita berikan dengan tindakan nyata agar menjadi teladan.
Dengan menerapkan etika-etika ini, kita tidak hanya memberikan nasihat yang bermanfaat, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kualitas diri.
Memberi nasihat sejatinya adalah seni, membutuhkan kepekaan, kesabaran, dan kearifan untuk melakukannya dengan baik.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News