Antara Kemiskinan, Surga, dan Kemuliaan Doa
foto: adobestock
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Tidak ada nikmat yang lebih indah dan agung dibandingkan nikmat iman, Islam, dan umur yang panjang penuh berkah yang Allah berikan. Iman dan Islam merupakan anugerah tertinggi, penuntun hidup bagi seorang hamba untuk mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Meskipun usia manusia hanyalah angka, yang terpenting adalah bagaimana usia tersebut dimanfaatkan untuk ketaatan dan ibadah. Keberkahan usia terletak pada istiqamah kita dalam beribadah dan menggapai ridha-Nya.

Keutamaan Orang Beriman yang Miskin

Rasulullah saw pernah mengabarkan kepada kita tentang keutamaan seorang mukmin yang miskin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya, yaitu lebih dulu setengah hari yang setara dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa kekayaan bukanlah tolok ukur kemuliaan di sisi Allah. Meski orang miskin mungkin hidup dalam keterbatasan, namun keteguhan iman dan ketaatan mereka membuat mereka dimuliakan dan dipercepat masuk surga dibandingkan dengan orang-orang kaya.

Hal ini mengajarkan bahwa harta bukan segalanya, dan yang terpenting adalah sejauh mana kita beriman dan berserah diri kepada-Nya.

Doa: Ibadah yang Paling Mulia di Sisi Allah

Doa adalah ibadah yang sangat mulia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Makna dari hadits ini adalah bahwa di antara berbagai bentuk ibadah, doa merupakan ibadah qauliyah (ucapan) yang paling tinggi di sisi Allah. Para ulama menjelaskan bahwa doa menjadi ibadah yang sangat mulia karena di dalamnya terdapat sikap penghambaan dan ketundukan seorang hamba kepada Allah. Dengan berdoa, kita mengakui kelemahan diri dan mengagungkan kekuasaan Allah yang Maha Mengatur dan Maha Menentukan segala sesuatu.

Menghindari Sifat Sombong dengan Berdoa

Al-Quran menegaskan bahwa doa adalah wujud ketergantungan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Allah sangat menyukai hamba-Nya yang memohon kepada-Nya dengan penuh kerendahan hati. Dalam QS. Al-Mukmin ayat 60, Allah berfirman:

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina.” (QS. Al-Mukmin: 60)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdoa dan bergantung kepada-Nya.

Orang yang enggan berdoa atau merasa tidak butuh kepada Allah adalah orang yang sombong, dan kesombongan ini akan membawa kehinaan di akhirat kelak.

Kehidupan dunia hanyalah sementara, dan yang abadi adalah kehidupan akhirat. Nikmat iman dan Islam adalah bekal terbaik untuk menghadapinya.

Sementara itu, doa adalah cara seorang hamba menunjukkan kerendahan hati dan keyakinan penuh kepada Allah.

Maka, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat iman dan Islam, serta menghidupkan doa dalam keseharian. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang dicintai dan diberi kemuliaan di dunia dan akhirat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini