Teladan Keimanan dari Istri Fir’aun

Teladan Keimanan dari Istri Fir’aun

*) Oleh: Dr. Hairul Warizin

Dalam kehidupan ini, godaan duniawi yang gemerlap sering kali menjadi ujian bagi keimanan seseorang. Namun, bagi seorang istri salihah, meskipun ia hidup di tengah fasilitas dunia yang mewah, keimanan yang tertanam dalam hatinya tidak akan goyah.

Salah satu contoh nyata dari sosok istri yang memiliki keimanan kuat adalah istri Fir’aun. Dalam Surah At-Tahrim ayat 11, Allah menggambarkan kisah istri Firaun sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman.

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱمۡرَأَتَ فِرۡعَوۡنَ إِذۡ قَالَتۡ رَبِّ ٱبۡنِ لِي عِندَكَ بَيۡتٗا فِي ٱلۡجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرۡعَوۡنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِي مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡظَّٰلِمِينَ

“Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, ‘Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.'” (QS. At-Tahrim: 11)

Ayat ini menggambarkan bagaimana istri Firaun, meskipun hidup di bawah kekuasaan seorang penguasa yang sangat zalim dan memiliki segala kemewahan duniawi, tetap teguh dalam imannya.

Istri Fir’aun memohon kepada Allah untuk dibangunkan rumah di surga dan diselamatkan dari kezaliman suaminya. Keinginan ini menandakan betapa kuatnya keimanan dan pengharapannya terhadap kehidupan akhirat yang lebih abadi.

Ibnu Katsir, dalam tafsirnya, menyebutkan bahwa istri Fir’aun adalah sosok yang sangat luar biasa dalam hal keimanan. Meskipun ia hidup dalam kemewahan dan kedudukan yang tinggi, istri Firaun tidak tergoda oleh dunia.

Ia justru memilih untuk memohon kepada Allah agar diberi tempat yang mulia di surga dan diselamatkan dari kekejaman suaminya. Dalam pandangan Ibnu Katsir, istri Firaun merupakan contoh sempurna bagi seorang wanita yang tidak hanya menjaga keimanan dalam kondisi yang sulit, tetapi juga mampu mengutamakan akhirat daripada dunia.

Ibnu Katsir menggarisbawahi bahwa doa istri Firaun yang memohon rumah di surga dan keselamatan dari kezaliman duniawi menunjukkan betapa besar harapan seorang mukmin untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki yang hanya dapat dicapai di akhirat.

Meskipun ia hidup di bawah bayang-bayang penguasa yang tidak adil, ia tetap menunjukkan keteguhan hatinya dalam beriman.

Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka juga memberikan penekanan pada keteguhan hati istri Firaun dalam mempertahankan keimanan, meskipun berada dalam lingkungan yang sangat penuh dengan kemewahan dan kezaliman.

Buya Hamka menjelaskan bahwa istri Fir’aun adalah contoh seorang wanita yang sangat memprioritaskan kehidupan akhirat dibandingkan dengan segala fasilitas duniawi yang ada.

Dalam pandangannya, doa yang dipanjatkan oleh istri Firaun menunjukkan sifat tawakal yang tinggi kepada Allah dan rasa takut yang mendalam terhadap azab duniawi serta ancaman kekufuran yang bisa merusak iman.

Buya Hamka menekankan bahwa meskipun istri Fir’aun berada di puncak kemewahan dunia, ia memilih untuk meminta perlindungan dari Allah atas segala kezaliman dan keburukan yang ada di dunia.

Baginya, kehidupan dunia hanyalah sementara, dan yang kekal adalah kehidupan akhirat. Keimanan dan doa istri Fir’aun menjadi bukti bahwa seorang istri salihah bukanlah yang terikat dengan dunia, melainkan yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan memohon surga-Nya.

Pelajaran bagi Istri Salihah

Dari kisah istri Firaun ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran mengenai bagaimana seorang istri salihah seharusnya bertindak.

Istri yang salihah tidak akan tergoda oleh gemerlap dunia, melainkan akan selalu menjaga keimanannya, meskipun berada dalam lingkungan yang penuh dengan ujian.

Keimanan yang teguh dan doa yang tulus untuk keselamatan diri dan keluarga adalah salah satu karakter utama dari seorang istri yang taat kepada Allah.

Sebagaimana istri Fir’aun yang meminta rumah di surga, seorang istri salihah harus selalu mengingatkan diri dan keluarganya akan tujuan hidup yang sesungguhnya, yaitu untuk meraih kebahagiaan di akhirat.

Dengan doa yang penuh ketulusan, ia berusaha menyelamatkan dirinya dari segala bentuk kezaliman dunia, dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.

Istri Firaun dalam Surah At-Tahrim: 11 adalah teladan bagi kita semua tentang keteguhan iman yang tidak terpengaruh oleh duniawi, bahkan ketika hidup dalam kemewahan dan kekuasaan.

Ia adalah contoh ideal seorang istri salihah yang memprioritaskan kehidupan akhirat, memohon perlindungan Allah, dan berdoa untuk keselamatan dirinya dari segala kezaliman.

Baik dalam tafsir Ibnu Katsir maupun Buya Hamka, keduanya sepakat bahwa istri Fir’aun adalah simbol dari seorang wanita yang benar-benar mencintai Allah dan mengutamakan keimanan di atas segala hal.

Seharusnya, setiap istri berusaha meneladani sikap ini agar bisa menjadi sosok yang penuh kesetiaan kepada Allah dan kepada suaminya, serta menjaga keluarganya menuju jalan yang diridai Allah. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *