Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, M Kn, CLQ.
Sekretaris LBH AP PD MUHAMMADIYAH LUMAJANG
Dalam kehidupan, kita sering menemui orang-orang yang tampak baik dari kejauhan, tetapi setelah didekati, sifat aslinya terungkap. Mereka seperti bunga yang indah dari jauh, tetapi saat didekati, baunya justru busuk bagaikan bangkai.
Perumpamaan ini sejalan dengan beberapa ayat dalam Al-Qur’an, khususnya dalam Surah Al-Munafiqun, Al-Jumu’ah, dan As-Shaff, serta hadis Nabi Muhammad yang mengungkapkan karakter orang-orang munafik dan mereka yang berpura-pura beriman.
- Perumpamaan dalam Al-Qur’an
- Al-Munafiqun: Kemunafikan yang Terselubung
Allah SWT menggambarkan orang-orang munafik dalam Surah Al-Munafiqun sebagai sosok yang tampak menarik dari luar, tetapi batinnya penuh kebusukan:
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menyenangkanmu. Dan jika mereka berbicara, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka bagaikan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka! Bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafiqun)
Ayat ini menjelaskan bahwa kaum munafik memiliki penampilan menarik dan kata-kata yang memukau, tetapi hati mereka kosong dari keimanan. Mereka bagaikan kayu yang tersandar—tampak kuat tetapi sebenarnya lemah. Dari kejauhan mereka tampak seperti bunga yang harum, tetapi jika didekati, kebusukan mereka tercium.
- Al-Jumu’ah: Perumpamaan Keledai yang Memikul Kitab
Allah SWT juga memberikan perumpamaan dalam Surah Al-Jumu’ah bagi orang-orang yang memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkannya:
“Perumpamaan orang-orang yang dibebankan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amat buruklah perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS. Al-Jumu’ah)
Keledai yang membawa kitab melambangkan seseorang yang memiliki ilmu, tetapi ilmunya tidak memberikan manfaat. Dari luar, ia tampak terhormat dan berpengetahuan, tetapi hakikatnya ia sama sekali tidak mengamalkan ilmu yang dimilikinya.
- As-Shaff: Orang yang Berkata Tetapi Tidak Berbuat
Allah juga mencela mereka yang hanya berkata tetapi tidak melaksanakan ucapannya dalam Surah As-Shaff:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangatlah dibenci di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff)
Ayat ini mencerminkan orang-orang yang dari luar tampak baik dan pandai berbicara tentang kebaikan, tetapi dalam praktiknya tidak melakukan apa yang mereka katakan. Mereka terlihat harum dari kejauhan, tetapi jika didekati, bau kemunafikan mereka tercium.
- Perumpamaan dalam Hadis
Rasulullah ﷺ juga memberikan perumpamaan yang mirip dalam beberapa hadis. Salah satunya adalah tentang perbedaan antara orang beriman dan orang munafik:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau setidaknya kamu akan mencium aroma wangi darinya. Sedangkan tukang pandai besi bisa membakar pakaianmu atau setidaknya kamu akan mencium bau yang tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini, dapat diambil pelajaran bahwa seseorang yang baik akan selalu membawa manfaat, sedangkan orang munafik atau buruk bisa merusak kita, meskipun tampak baik di permukaan.
Rasulullah ﷺ juga bersabda tentang tanda-tanda orang munafik:
“Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang yang memiliki tanda-tanda kemunafikan ini sering kali tampak meyakinkan dari jauh, tetapi jika didekati dan diuji dengan amanah, janji, dan kejujuran, kebusukan mereka akan terlihat.
- Refleksi: Menghindari Kemunafikan dalam Kehidupan
Perumpamaan “Dekat Bagaikan Bangkai, Jauh Terlihat Bunga” mengajarkan kita untuk berhati-hati terhadap orang-orang yang tampaknya baik, tetapi memiliki niat tersembunyi yang merusak. Sebaliknya, kita juga harus bercermin pada diri sendiri, agar tidak menjadi pribadi yang tampak baik di luar tetapi buruk di dalam.
Beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk menjauhi sifat ini:
- Ikhlas dalam setiap perbuatan, tidak mencari pujian manusia.
- Mengamalkan ilmu yang dimiliki, agar tidak menjadi seperti keledai yang membawa kitab.
- Menepati janji dan amanah, agar tidak termasuk dalam golongan munafik.
- Menjaga lisan dan hati, agar tidak berkata tanpa berbuat.
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat kemunafikan dan menjadikan kita pribadi yang benar-benar baik, tidak hanya tampak baik dari jauh tetapi juga harum dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita.
Wallahu a’lam bish-shawab. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News