Jiwa Mujahadah dalam Diri Warga Muhammadiyah
Ilustrasi foto: maiinstitute
UM Surabaya

Kader dan pegiat Persyarikatan Muhammadiyah harus senantiasa melipatgandakan jiwa mujahadah. Karena hal itu sebagai bagian dari identitas warga Muhammadiyah dan panggilan keislaman.

Dalam Alquran ada ratusan pengulangan kata iman, ilmu, dan amal. Semua itu adalah fondasi yang harus dirangkai sebagai satu kesatuan untuk memberikan makna hidup yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan setempat.

Kita ini orang Islam, lebih khusus Muhammadiyah, dalam bertindak dan berbuat itu kan tidak semata-mata berbuat dan bertindak secara naluriah dan alamiah, tetapi bertindak dan berbuat ada motivasi dasarnya.

Ada bingkainya motivasi dasarnya, yaitu iman, bingkainya ilmu, maka lahirlah trilogi Iman, ilmu dan amal Muhammadiyah.

Selain memberikan makna hidup, jiwa mujahadah adalah bentuk tanggung jawab keimanan seorang muslim atas kehidupan nanti di alam akhirat.

Bagi Muhammadiyah, kesadaran inilah yang memacu anggotanya untuk melipatgandakan amal saleh, baik melalui dakwah maupun amal sosial.

Karena itu selama kita hidup di dunia kita akan berbuat yang maksimal agar bekal di akhirat itu menjadi bekal yang terbaik, terbanyak dan paling berkualitas sehingga masuk surganya jannatun naim.

Hal itu kan bermakna dari situ, lalu muncul semangat atau spirit. Tapi kalau kita tidak sadar sebagai orang beriman ya perbuatan kita itu seperti alamiah natural saja, tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak beriman.

Warga Muhammadiyah juga diminta untuk meneladani semangat mujahadah para tokoh nasional seperti Hatta, Sutan Syahrir, dan ayah Buya Hamka, yaitu Haji Rasul yang pernah menjalani pengasingan di Sukabumi.

Dengan meneladani jiwa semangat para tokoh nasional itu diharapkan warga Muhammadiyah makin terpacu untuk menghasilkan produk dakwah yang unggul dan bersaing dengan daerah Muhammadiyah lainnya yang sudah maju.

Nah, jiwa mujahadah, mujahid itu harus hidup di dalam diri kita sebagai bagian dari panggilan keislaman kita.

Tetapi jihad mujahadah yang badlul juhdi, mengerahkan segala kemampuan kita untuk terus berbuat kebaikan yang terintegrasi dengan iman dan tadi ilmu yang kita miliki. (*/tim)

(Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam Musyda PDM dan PDA se-Jabar di Muhammadiyah Boarding School Al-Karimah, Kabupaten Sukabumi, 30 Juli 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini