Antara Hak dan Batil: Jangan Biarkan Kebenaran Tersamar

Antara Hak dan Batil: Jangan Biarkan Kebenaran Tersamar
*) Oleh : Dr. Ajang Kusmana

Pertarungan antara yang haq dan yang bathil berikut para pengusung dan pembela masing-masing adalah sebuah kemestian hidup.

Sebab, keduanya bertolak belakang, tidak mungkin berkumpul satu sama lain melainkan saling berusaha mengenyahkan yang lain.

Berpegang kepada salah satunya, mesti akan meninggalkan yang lain, dan itu kepastian. Paling tidak, akan melemahkan yang ditinggalkan atau ditolak.

Seandainya terlihat “kerukunan” antara yang hak dan yang bathil tanpa ada perseteruan dan pertikaian di antara para pembela dan pengusungnya, boleh jadi karena ada sebab tertentu.

Di antaranya ialah karena kelemahan para pengusung dan pembela masing-masing (al-haq dan al-bathil) ini, atau ketidaktahuan para pengikut masing-masing tentang hakikat dari kebenaran atau kebatilan yang mereka perjuangkan, berikut konsekuensinya, sehingga melemahkan pengaruh kebathilan dan kebenaran itu pada pihak yang membela dan mengusungnya.

Walau bagaimanapun al-haq ialah semua bentuk ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sedangkan al-bathil adalah semua bentuk ketaatan kepada syaitan. Oleh karena itu, keduanya tidak mungkin dapat bersatu selama-lamanya…

Betapa pun banyaknya dan menariknya keadaan kebathilan, dia pasti lenyap. Itu semua adalah sunnatullah yang tidak mungkin berubah. Berbagai syubhat dan kerancuan berpikir, seindah apa pun menghiasi sebuah kebathilan, pasti akan tersingkap kepalsuannya…

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah kamu mencampur-adukkan kebenaran dengan kebathilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 42)

Larangan ini merupakan larangan yang besar dan serius. Hal ini karena hak menentukan halal dan haram adalah ketentuan Allah Azza wa Jalla dan hak-Nya semata-mata.

Karena itu, Allah Azza mengecam mereka yang mencampur-adukkan antara yang haq dan yang bathil, antara ketaatan dan kemaksiatan, antara kebenaran dan kebohongan.

Sebab dengan cara-cara itulah dan tangan-tangan kotor mereka itulah menyebabkan hukum Allah Azza wa Jalla bercampur aduk antara larangan dan suruhan…

Dililihat dari sisi bahasa, kata تَلْبِسُواْ ( talbisuu) bisa berasal dari kata la-bi-sa (memakai) atau la-ba-sa (mengacaukan, menyamarkan) atau al-ba-sa (memakaikan).

Kalau dipadukan bisa menjadi: “Memakai pakaian kebenaran (al-haq) untuk menutupi tubuh aslinya yang salah (al-bathil).

Maka, orang yang membantu, setuju atau membiarkan tindakan ini disebut memakaikan pakaian kebenaran ( al-haq) kepada kebathilan ( al-bathil).

Baik yang memakai ataupun yang memakaikan pakaian kebenaran ( al-haq) kepada kebathilan (al-bathil) punya andil yang sama di dalam mengacaukan pandangan masyarakat tentang yang benar.

Sahabat Nabi, bernama Abdullah bin Abbas, yang sangat memahami tafsir Al-Quran, menjelaskan ayat ini dalam kalimat, ”Janganlah kalian menyembunyikan pengetahuan yang kalian miliki mengenai kebenaran Rasul-Ku dan juga apa yang dibawanya. Sedangkan kalian mendapatkannya tertulis dalam kitab-kitab yang berada di tangan kalian.”

Sebab ayat-ayat Allah Azza wa Jalla jelas sangat berarti, sedangkan mereka yang mengetahui lalu menyembunyikan pengetahuan tersebut.

Maka akan mengandung bahaya yang sangat besar bagi manusia, yaitu tersesatnya mereka dari petunjuk yang dapat menjerumuskan mereka ke neraka.

Namun justru mereka benar-benar mengikuti kebathilan yang dikatakan kepada mereka, yang telah dicampur-adukkan dengan kebenaran…

Semoga kita dapat mengetahui dan mengikuti yang benar adalah benar, dan berlindung dari yang salah adalah salah,

اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikanlah kami kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kepada kami yang bathil itu bathil dan berikanlah kami kekuatan untuk menjauhinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *