*)Oleh: Nurkhan
Kepala MI Muhammadiyah 2 Campurejo Panceng Gresik
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam.
Selawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang setia mengikuti ajaran beliau
Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang empat golongan manusia berdasarkan perjalanan hidup mereka dalam konteks keimanan dan kekufuran.
Keempat golongan ini dapat menjadi renungan bagi kita semua agar senantiasa menjaga keimanan hingga akhir hayat.
1. Lahir, Hidup, dan Mati dalam Keadaan Islam
Golongan pertama adalah orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam, hidup dengan memegang teguh ajaran Islam, dan meninggal dalam keadaan beriman.
Mereka adalah orang-orang yang beruntung, karena Allah SWT telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang tetap istiqamah dalam keimanan.
Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran: 102:
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ”
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim:
“مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ”
“Barangsiapa yang akhir ucapannya ‘Laa ilaaha illallah’, maka dia akan masuk surga.”
2. Lahir dan Hidup dalam Keadaan Islam, Mati dalam Keadaan Kafir
Golongan kedua adalah orang yang dilahirkan dan hidup dalam keadaan Islam, tetapi meninggal dalam keadaan kafir. Na’udzubillah min dzalik. Ini adalah golongan yang sangat merugi, karena mereka telah meninggalkan keimanan setelah sebelumnya memeluknya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 217:
“وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ”
“Dan barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya (Islam), lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Hadits Riwayat Muslim:
“إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا”
“Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan ahli surga, namun sebenarnya dia adalah ahli neraka, dan ada seseorang yang beramal dengan amalan ahli neraka, namun sebenarnya dia adalah ahli surga. Sesungguhnya amalan itu tergantung pada akhirnya.”
3. Lahir, Hidup, dan Mati dalam Keadaan Kafir
Golongan ketiga adalah orang yang dilahirkan, hidup, dan mati dalam keadaan kafir. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah mengenal Islam atau menolaknya hingga akhir hayat. Mereka akan mendapatkan azab yang pedih di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah: 6:
“إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ”
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk.”
4. Lahir dan Hidup dalam Keadaan Kafir, Mati dalam Keadaan Islam
Golongan keempat adalah orang yang dilahirkan dan hidup dalam keadaan kafir, tetapi meninggal dalam keadaan Islam. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah di akhir hayatnya. Ini adalah golongan yang beruntung, karena Allah SWT menerima taubat hamba-Nya selama nyawa belum sampai di tenggorokan.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa: 18:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ”
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.'”
Rasulullah SAW juga bersabda dalam Hadits Riwayat Tirmidzi:
“إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ”
“Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama nyawanya belum sampai di tenggorokan.”
Renungan dan Penutup.
Keempat golongan ini mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga keimanan dan ketakwaan. Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, oleh karena itu, marilah kita selalu memohon kepada Allah SWT agar diberi hidayah dan keteguhan hati dalam Islam.
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hijr: 99:
“وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ”
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepatmu yang diyakini (ajal).”
Semoga kita termasuk golongan pertama, yaitu orang yang lahir, hidup, dan mati dalam keadaan Islam. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. (*)