Kehebatan Al-Qur’an, Sumber Kehidupan dan Peradaban

Kehebatan Al-Qur’an, Sumber Kehidupan dan Peradaban

*)Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan
Wakil Sekretaris LSBO PDM Lamongan, Pengajar Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang kehebatannya tidak tertandingi oleh apa pun di dunia ini. Sebagai firman Allah Swt, Al-Qur’an menjadi petunjuk hidup bagi setiap muslim dan rujukan utama dalam seluruh aspek kehidupan. Betapa tidak, segala permasalahan hidup dan nilai-nilai kebenaran telah terangkum di dalamnya.

Jika kita ingin menjadi generasi hebat, ingin organisasi kita hebat, lembaga kita hebat, sekolah kita hebat, pemerintahan kita hebat, maka tidak ada pilihan lain selain menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan.

Namun, zaman kini memperlihatkan fenomena menyedihkan: manusia mulai menjauh dari al-Qur’an. Bahkan di zaman para sahabat pun, sebagaimana dikisahkan dari Khalid bin Walid, jihad telah membuat mereka teralihkan dari membaca dan mempelajari al-Qur’an.

Allah pun telah memperingatkan hal ini melalui firman-Nya:

وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا

“Berkatalah Rasul: ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.'” (Qs Al-Furqan: 30)

Refleksi Diri terhadap Al-Qur’an

Mari kita renungkan kembali, seperti apa hubungan kita dengan al-Qur’an. Apakah kita melihatnya sebagai beban? Apakah terasa berat untuk mempelajarinya? Jika iya, bisa jadi kita belum benar-benar memahami makna al-Qur’an.

Padahal, dalam surat Thaha ayat 2 Allah menegaskan:
مَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لِتَشْقٰٓىۙ
“Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.”

Sebaliknya, al-Qur’an adalah rahmat, hadiah, dan anugerah dari Allah Swt. Oleh karena itu, mari kita telusuri kehebatan-kehebatan al-Qur’an yang membuatnya begitu agung dan layak menjadi panduan hidup.

Kehebatan-kehebatan Al-Qur’an

Kesatu, Pengukir Peradaban

Al-Qur’an terbukti telah membentuk peradaban agung. Dari masyarakat jahiliyah yang terbelakang, lahirlah peradaban Islam yang gemilang ketika al-Qur’an menjadi pedoman utama. Nabi Muhammad Saw membawa cahaya Al-Qur’an dan berhasil mengubah tatanan dunia yang kelam menjadi penuh cahaya dan hikmah.

Sebagaimana potongan Qs al -Baqarah ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Kedua, Menjadi Manusia Terbaik di Mata Allah

Dari Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya. (HR Al-Bukhari).

Keutamaan ini tidak diberikan kepada mereka yang memiliki gelar tinggi atau harta melimpah, tetapi kepada mereka yang bersedia meluangkan waktunya untuk al-Qur’an.

Ketiga, Satu Huruf Bernilai Sepuluh Kebaikan

Membaca satu huruf dari al-Qur’an setara dengan sepuluh kebaikan. Rasulullah SAW menegaskan:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ”
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, no. 2910. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Tirmidzi, no. 2910. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].

Faedah dari hadis diatas adalah, yang pertama bahwa menunjukkan luasnya rahmat dan karunia Allah karena pahala seorang muslim ketika beramal dilipatgandakan. Kedua, Hadis ini memotivasi agar menambah kebaikan dan semangat membaca al-Qur’an.

Ketiga, huruf itu berbeda dengan kata. Pahala membaca al-Qu’ran itu dihitung per huruf, bukan per kata. Keempat, Kalamullah itu dengan huruf dan suara

Keempat, Syafaat di Hari Kiamat

Sebagaimana Rasulullah bersabda

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 804]

Hadis ini mendorong untuk membaca al-Qur’an dan memperbanyak membacanya. Jangan sampai lalai membaca al-Qur’an karena tersibukkan dengan yang lainnya.
Allah memberikan syafaat lewat al-Qur’an pada shahibul Qur’an. Shahibul Qur’an adalah yang membaca al-Qur’an dan mengamalkannya.

Inilah motivasi terbesar bagi setiap muslim untuk terus dekat dengan al-Qur’an.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *