Menjaga Silaturahmi sebagai Cerminan Keimanan

Menjaga Silaturahmi sebagai Cerminan Keimanan
*) Oleh : Ferry Is Mirza DM

Silaturahmi merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang mencerminkan tingkat keimanan seseorang. Orang yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama menunjukkan ketakwaan dan kepatuhan terhadap ajaran agama.

Sebaliknya, orang yang memutuskan silaturahmi termasuk dalam golongan yang tercela. Di dunia, ia akan dijauhi oleh manusia karena sikapnya yang tidak peduli terhadap hubungan sosial. Sementara itu, di akhirat kelak, ia akan mendapat kemurkaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menyadari bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Apalagi dalam interaksi dengan orang lain, perbedaan pendapat dan kesalahpahaman kerap terjadi.

Namun, Islam mengajarkan bahwa kesalahan bukanlah alasan untuk memutuskan tali silaturahmi. Justru, dengan menjaga komunikasi dan mempererat hubungan, kita bisa memperbaiki dan meluruskan segala kekeliruan yang pernah terjadi.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Dua golongan dari manusia yang diabaikan Allah pada hari Kiamat, yaitu orang yang memutuskan silaturahmi dan tetangga yang buruk kelakuannya.” (HR. Ad-Dailami).

Hadis ini menunjukkan betapa besar akibat dari memutus silaturahmi, hingga Allah pun tidak akan memberikan perhatian kepada mereka di hari perhitungan kelak.

Silaturahmi bukan sekadar hubungan kekerabatan, tetapi juga merupakan sendi kehidupan yang mengatur interaksi sosial dalam Islam. Dalam lingkup keluarga, silaturahmi menghubungkan hubungan darah yang telah ditentukan oleh Allah.

Sementara dalam kehidupan bermasyarakat, silaturahmi mempererat hubungan antarsesama manusia yang tidak terikat oleh garis keturunan, tetapi oleh ikatan sosial, budaya, dan keimanan.

Al-Qur’an menekankan pentingnya menjaga hubungan silaturahmi dengan baik, saling berkasih sayang, serta tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 1:

“Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim.” (QS. An-Nisa: 1)

Perintah ini menegaskan bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama bukan hanya sekadar anjuran, tetapi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah.

Orang yang menjaga silaturahmi akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, baik dari segi spiritual, sosial, maupun ekonomi.

Manfaat Silaturahmi dalam Kehidupan

Silaturahmi memiliki banyak manfaat bagi individu dan masyarakat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Memperkokoh tali persaudaraan. Dengan silaturahmi, hubungan antara saudara, kerabat, dan teman menjadi lebih erat. Ini akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.

2. Meningkatkan persatuan. Hubungan yang baik akan menghindarkan kita dari konflik yang dapat menyebabkan perpecahan.

3. Menyambung kembali hubungan yang terputus. Terkadang, karena kesalahpahaman, seseorang bisa terpisah dari keluarga atau sahabatnya. Dengan silaturahmi, hubungan yang renggang dapat kembali terjalin.

4. Menghindari permusuhan dan kebencian. Islam mengajarkan bahwa dengan memaafkan dan menjalin kembali hubungan, kita bisa menghilangkan dendam dan kebencian di dalam hati.

5. Meningkatkan rezeki dan keberkahan hidup. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menyamakan visi dalam kehidupan bermasyarakat – Dengan sering berkomunikasi dan berinteraksi, kita bisa memiliki kesepahaman dalam berbagai aspek kehidupan sosial.

Rasulullah juga mengajarkan bahwa salah satu bentuk terbaik dari silaturahmi adalah menyambung hubungan dengan orang yang telah memutusnya, memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita, dan memaafkan orang yang telah menzalimi kita. Beliau bersabda:

“Yang paling utama dari keutamaan adalah menghubungkan silaturahmi kepada orang yang memutuskan kekeluargaan kepadamu, memberi kepada orang yang kikir kepadamu, dan memaafkan kepada orang yang menganiayamu.” (HR. Thabrani)

Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik, bahkan kepada orang yang telah berbuat buruk kepada kita. Sikap ini tidak hanya akan memperbaiki hubungan antarindividu, tetapi juga memperkokoh ukhuwah Islamiyah dalam masyarakat.

Silaturahmi dan Musyawarah dalam Menyelesaikan Masalah

Dalam kehidupan ini, berbagai permasalahan akan selalu muncul, baik di lingkungan keluarga maupun dalam skala yang lebih luas. Namun, Islam mengajarkan bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan jika dilakukan dengan musyawarah.

Dan musyawarah yang baik tidak mungkin terwujud tanpa adanya hubungan yang harmonis antara individu-individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, menjaga silaturahmi juga menjadi kunci utama dalam membangun komunikasi yang efektif dan menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana.

Sebagai bentuk harapan agar kita senantiasa istiqamah dalam menjaga silaturahmi, marilah kita panjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad.

Ya Allah, Ya Rabb, Ya Rahman, Ya Rahim, ampuni segala dosa dan kesalahan kami. Jadikanlah kami hamba yang istiqamah dalam menjalankan perintah-Mu dan menjauhi segala larangan-Mu. Limpahkanlah kepada kami keimanan yang kuat, kesehatan, serta hidayah dan rahmat-Mu di dunia dan akhirat.

Ya Allah, berilah kami ilmu yang bermanfaat, rezeki yang barokah, dan amal yang Kau terima. Satukanlah hati kami dalam kebaikan, jauhkan kami dari permusuhan dan perpecahan. Bukakanlah pintu rahmat dan kasih sayang-Mu bagi kami agar senantiasa dapat menjaga silaturahmi dengan baik.

Ya Allah, terimalah doa-doa kami. ‘Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar’. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Semoga kita semua selalu diberikan kekuatan untuk menjaga silaturahmi dan memperoleh keberkahan dalam setiap langkah kehidupan. Aamiin. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *