Menjelang perayaan Idulfitri 1446 H, Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi bersama Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jawa Timur. Acara ini berlangsung secara hybrid pada Jumat (28/03/2025), dengan peserta offline bertempat di Gedung SD Muhammadiyah Gadung, Surabaya.
Rapat ini dihadiri oleh anggota Majelis Tabligh dari berbagai daerah di Jawa Timur guna memastikan pelaksanaan Salat Idulfitri berjalan lancar, tertib, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni di tengah masyarakat.
Rapat koordinasi ini dipandu oleh Sekretaris Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Jawa Timur, Munahar, SHI, M Pd yang turut menyampaikan berbagai informasi penting terkait pelaksanaan Salat Id tahun ini.

Ketua Majelis Tabligh PDM Jawa Timur, Ustaz Abdul Basith, LC, MPd I dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga kenyamanan seluruh masyarakat dalam pelaksanaan Salat Id. Ia mengingatkan agar warga Muhammadiyah tetap memperhatikan hak-hak warga lain yang tengah beraktivitas, termasuk masyarakat non-muslim, yang tidak boleh merasa terganggu dengan kegiatan ibadah.
“Harus kita pastikan warga tetap nyaman beraktivitas. Bahkan jika ada masyarakat non-Muslim di sekitar lokasi Salat Id, jangan sampai mereka merasa terganggu,” ujar Ustaz Basith seraya menyampaikan, Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi, sehingga pelaksanaan ibadah harus tetap memperhatikan lingkungan sekitar.
Selain itu, Ustadz Basith juga mengingatkan para peserta rapat untuk bersikap bijak dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Syawal. Mengingat perbedaan metode dalam penentuan awal bulan Hijriah, ia mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk tetap menjaga situasi yang damai dan kondusif.
“Kita belum tahu apakah 1 Syawal akan serempak dengan Muhammadiyah atau berbeda. Prinsipnya, apapun hasilnya, kita harus tetap menjaga suasana yang harmonis dan tidak memicu ketidaknyamanan dalam pelaksanaan ibadah,” tambahnya.
Senada dengan hal itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Dr. H. Sholihin Fanani, menegaskan pentingnya persiapan yang maksimal dalam pelaksanaan Sholat Idulfitri. Menurutnya, sebagai organisasi besar, Muhammadiyah harus menunjukkan kualitas terbaik dalam memberikan layanan ibadah kepada masyarakat.
“Kita membawa nama besar Muhammadiyah. Logo Muhammadiyah harus menjadi simbol pelayanan ibadah terbaik, bukan persiapan yang seadanya,” tegasnya. Ia juga menekankan bahwa setiap aspek penyelenggaraan, mulai dari tempat, teknis pelaksanaan, hingga koordinasi dengan pihak terkait harus dipersiapkan dengan matang.
Abah Shol, sapaan akrab Dr. Sholihin Fanani, juga berpesan agar dalam teknis pelaksanaan Salat Idulfitri, setiap daerah dapat berkolaborasi dengan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan berbagai stakeholder di lingkungan masing-masing. Ia mencontohkan pengalaman pribadinya saat menyampaikan khutbah di Sidoarjo yang mendapat pengawalan ketat dari KOKAM dan Banser.
“Saya pernah itu khutbah di Sidoarjo dikawal ketat oleh KOKAM dan BANSER, ini kerjasama yang luar biasa,” pungkasnya.
Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jatim, Munahar, dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan data terkait jumlah titik pelaksanaan Salat Id di tahun 2024 dan perkiraan tahun 2025. Tahun lalu, tercatat sebanyak 1.547 titik pelaksanaan Salat Idul Fitri di berbagai daerah di Jawa Timur.
Sementara itu, data sementara tahun 2025 menunjukkan peningkatan jumlah titik di beberapa daerah. Di Bangkalan, misalnya, tahun lalu terdapat 11 titik, kini meningkat menjadi 13 titik dengan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Socah.
“Alhamdulillah naik dua titik, tahun lalu 11 sekarang jadi 13, terbanyak di Socah,” ujar perwakilan Majelis Tabligh Bangkalan melalui saluran Zoom.
Di Kabupaten Jember, jumlah titik Salat Id juga mengalami peningkatan. Tahun lalu terdapat 69 titik, sementara tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 71 titik.
“Ada salah satu ranting yang menggelar Sholat Id di masjid, ini alasannya sedang kami selidiki,” ujar Hendri Siswondo, perwakilan Majelis Tabligh Kabupaten Jember.
Sementara itu, di Jombang, jumlah titik pelaksanaan Sholat Id naik dari 44 menjadi 48 titik. “Jombang tahun lalu 44, tahun ini 48 titik,” ujar Zainul Arifin.
Kabupaten dengan jumlah titik terbanyak adalah Lamongan. Tahun 2024 lalu, jumlah titik pelaksanaan Salat Id mencapai 210 titik, dan tahun ini meningkat tajam menjadi 283 titik.
Kabupaten Gresik juga mencatat peningkatan jumlah titik, dari 117 titik tahun lalu menjadi lebih banyak pada tahun 2025. “Alhamdulillah, semakin banyak titik pelaksanaan Salat Id menunjukkan antusiasme warga Muhammadiyah yang terus meningkat,” ungkap salah satu peserta rapat.
Melalui rapat ini, Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur berharap agar pelaksanaan Salat Idulfitri 1446 H dapat berjalan dengan tertib, aman, dan penuh khidmat. Dengan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik, diharapkan seluruh warga Muhammadiyah dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman, sekaligus tetap menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat di sekitarnya. (m rois sudin)