Penyusutan Jumlah PTMA dan Tantangan Transformasi Pendidikan Muhammadiyah

Penyusutan Jumlah PTMA dan Tantangan Transformasi Pendidikan Muhammadiyah

Pada awal tahun 2024, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) masih tercatat sebanyak 172 institusi. Namun, hingga Maret 2025, angka tersebut mengalami penurunan hingga mencapai 162 PTMA.

Penyusutan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Dikitlitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Ahmad Muttaqin, dalam acara Pelantikan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Acara ini berlangsung di Gedung At-Tauhid lantai 13, pada Senin (10/3/2025).

Menurut Muttaqin, angka 162 ini saat ini telah menjadi batas psikologis yang tidak boleh mengalami pengurangan lebih lanjut, berapa pun alasannya.

“Hal ini telah menjadi keputusan resmi Majelis Dikitlitbang yang mengikuti arahan dan kebijakan PP Muhammadiyah. Dengan demikian, segala langkah ke depan harus berorientasi pada stabilisasi jumlah PTMA serta peningkatan kualitasnya,” katanya.

Penyusutan jumlah PTMA ini disebabkan oleh adanya kebijakan penggabungan atau merger antar kampus Muhammadiyah. Namun, strategi yang selama ini diterapkan perlu ditinjau kembali agar tidak mengurangi jumlah institusi dalam persyarikatan.

“Oleh karena itu, kebijakan terkait merger di lingkungan PTMA kini mengalami perubahan yang cukup signifikan,” papar dia.

Muttaqin menegaskan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan transformasi pendidikan tinggi. “Kalau hanya unggul, semua perguruan tinggi bisa mencapainya. Tapi yang kita butuhkan adalah keberlanjutan dan daya saing yang kuat,” ungkapnya.

Saat ini, terdapat 14 PTMA yang telah meraih status unggul dalam akreditasi. Namun, masih menjadi pertanyaan apakah akreditasi yang baik berkorelasi positif dengan peningkatan jumlah mahasiswa.

Sebab, dalam beberapa kasus, kampus dengan akreditasi tinggi tidak selalu mengalami lonjakan jumlah mahasiswa baru. Oleh karena itu, diperlukan strategi lain untuk menjaga keseimbangan antara kualitas dan kuantitas mahasiswa.

Dalam konteks PTMA, berkah bukan sekadar tentang jumlah, tetapi juga tentang dampak dan keberlanjutan. “Berkah bagi perguruan tinggi itu tidak hanya soal jumlah mahasiswa, tetapi juga mencakup kemakmuran dosen dan tenaga kependidikan serta reputasi institusi,” jelas Muttaqin.

Penyusutan Jumlah PTMA dan Tantangan Transformasi Pendidikan Muhammadiyah

Kemakmuran dosen dan tenaga kependidikan mencakup kesejahteraan finansial, stabilitas pekerjaan, serta pengembangan karier yang berkelanjutan.

Sementara itu, reputasi PTMA di tingkat nasional dan internasional menjadi faktor penting dalam menarik mahasiswa serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan Muhammadiyah.

Dalam kerangka “Risalah Islam Berkemajuan,” PTMA harus berperan dalam pengkhidmatan global. Salah satu strategi yang mulai diterapkan adalah internasionalisasi pendidikan.

“Jepang dan Jerman menjadi contoh negara yang berhasil membangun sistem pendidikan tinggi yang kuat dengan strategi internasionalisasi yang terstruktur. Oleh karena itu, PTMA didorong untuk membangun jaringan global guna meningkatkan daya saing di tingkat internasional,” ungkap Mutaqin.

Internasionalisasi bukan hanya tentang kerja sama dengan kampus luar negeri, tetapi juga mencakup penguatan kurikulum berbasis global, peningkatan mobilitas mahasiswa dan dosen, serta penerapan standar pendidikan internasional di lingkungan PTMA.

Dengan langkah ini, diharapkan PTMA dapat terus berkembang dan tetap menjadi bagian penting dalam ekosistem pendidikan tinggi nasional dan global.

Meskipun jumlah PTMA mengalami penyusutan, Muttaqin menegaskan bahwa sejauh ini hal tersebut tidak berdampak pada penurunan kualitas pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.

“Namun, upaya peningkatan jumlah mahasiswa dan mempertahankan eksistensi PTMA harus menjadi fokus utama agar keberadaan institusi pendidikan Muhammadiyah tetap kuat dan terus berkembang di tengah dinamika pendidikan tinggi nasional,” pungkasnya. (wh)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *