*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Setiap manusia menginginkan akhir hayat yang baik, atau dikenal dengan istilah husnul khatimah. Sebaliknya, akhir yang buruk (su’ul khatimah) menjadi ketakutan bagi mereka yang sadar akan pentingnya hidup dalam kebaikan.
Salah satu penyebab utama su’ul khatimah adalah maksiat yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa ada istighfar dan penyesalan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻤَﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﻳَﺒْﺪُﻭ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭ
“Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan surga –menurut yang nampak bagi masyarakat– padahal ia termasuk penduduk neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi peringatan keras bagi kita agar tidak terlena dengan penilaian manusia. Bisa jadi seseorang terlihat baik di mata masyarakat, namun memiliki kebiasaan buruk yang dilakukan secara tersembunyi.
Sebaliknya, seseorang yang terlihat kurang baik, ternyata memiliki kebaikan tersembunyi yang mengantarkannya pada husnul khatimah.
Ada kalanya manusia merasa aman dari pengawasan Allah saat sendirian. Namun, ingatlah firman Allah:
ﻳَﺴْﺘَﺨْﻔُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺨْﻔُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺇِﺫْ ﻳُﺒَﻴِّﺘُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﺮْﺿَﻰٰ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻝِ ۚ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﻣُﺤِﻴﻄًﺎ
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah mengetahui mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”. [An-Nisa/4 : 108]
Sebaliknya, kebaikan tersembunyi memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah. Firman-Nya:
ﻭَﺇِﻥْ ﺗُﺨْﻔُﻮﻫَﺎ ﻭَﺗُﺆْﺗُﻮﻫَﺎ ﺍﻟْﻔُﻘَﺮَﺍﺀَ ﻓَﻬُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ
“Dan jika kamu menyembunyikannya (sedekah) dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 271)
Ali bin Al-Husain bin ‘Ali berkata:
ﺇِﻥَّ ﺻَﺪَﻗَﺔَ ﺍﻟﺴِّﺮِّ ﺗُﻄْﻔِﻰﺀُ ﻏَﻀَﺐَ ﺍﻟﺮَّﺏِّ ﻋَﺰَّ ﻭَ ﺟَﻞَّ
“Sesungguhnya sedekah secara sembunyi-sembunyi dapat meredam kemarahan Rabb ‘Azza wa Jalla.” (Hilyatul Auliya’, 3/135-136)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga memperingatkan kita:
ﺃَﻣَﺎ ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻜُﻢْ ﻭَﻣِﻦْ ﺟِﻠْﺪَﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻳَﺄْﺧُﺬُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻭﻥَ ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻬُﻢْ ﺃَﻗْﻮَﺍﻡٌ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﻠَﻮْﺍ ﺑِﻤَﺤَﺎﺭِﻡِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻧْﺘَﻬَﻜُﻮﻫَﺎ
“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian. Mereka salat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.” (HR. Ibnu Majah)
Hal ini mengingatkan kita bahwa amal ibadah yang dilakukan di hadapan orang banyak tidaklah cukup jika diiringi dengan kebiasaan maksiat ketika sendiri.
Perbanyak Istighfar
Seringnya manusia bermaksiat ketika sendiri, maka obatnya adalah memperbanyak istighfar di waktu yang sama.
Jadikan amal kebaikan tersembunyi sebagai kebiasaan untuk menutup aib diri. Dengan demikian, kita dapat mendekatkan diri kepada husnul khatimah.
Amalan tersembunyi adalah cerminan keikhlasan dan kualitas iman seorang hamba. Mari kita introspeksi, memperbanyak kebaikan tersembunyi, dan menghindari maksiat yang dilakukan di kala sendiri.
Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari su’ul khatimah dan mengaruniakan husnul khatimah. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News