Sebesar Apa pun Dosamu, Tobatlah! Rahmat Allah Lebih Luas dari Lautan

Sebesar Apa pun Dosamu, Tobatlah! Rahmat Allah Lebih Luas dari Lautan
*) Oleh : Ferry Is Mirza DM

Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi segala yang diharamkan.

Mungkin kita pernah bertanya dalam hati, “Apakah pintu taubat masih terbuka untukku? Dosaku sudah begitu banyak dan terus berulang. Apakah Allah masih mau menerima taubatku?”

Jangan pernah berputus asa. Jika kita benar-benar ingin bertaubat dan kembali kepada kebaikan, maka pintu taubat masih terbuka lebar. Allah mengampuni setiap dosa, sebanyak apa pun itu.

Allah berfirman:

“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kalian kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, lalu kamu tidak dapat ditolong lagi.”
(QS. Az-Zumar: 53–54)

Tiga Hal Penting Agar Dijauhkan dari Api Neraka:

  1. Setiap dosa bisa diampuni

  2. Segeralah bertobat, jangan ditunda-tunda

  3. Jangan berputus asa dari rahmat Allah

Wahai saudaraku seiman yang dirahmati Allah,

Ayat di atas adalah seruan bagi siapa saja yang pernah terjerumus dalam maksiat, baik dalam bentuk kekafiran maupun dosa-dosa lainnya. Allah menyeru agar mereka bertaubat dan kembali kepada-Nya. Bahkan jika dosa kita sebanyak buih di lautan, Allah tetap membuka pintu tobat.

Perlu dipahami, bahwa ayat yang menyebutkan Allah tidak mengampuni dosa syirik, itu berlaku bagi mereka yang meninggal dalam keadaan belum bertobat. Jika seseorang melakukan syirik namun kemudian bertobat sebelum wafat, Allah pun akan mengampuninya.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan hal ini dengan rinci, menyebutkan betapa luasnya rahmat dan ampunan Allah.

Allah juga berfirman:

“Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At-Taubah: 104)

“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menzalimi dirinya, kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 110)

“Sesungguhnya orang-orang munafik berada pada tingkatan paling bawah di neraka. Dan kamu tidak akan mendapati seorang penolong pun bagi mereka, kecuali orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh kepada agama Allah dan mengikhlaskan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama orang-orang beriman, dan Allah akan memberikan pahala yang besar kepada mereka.” (QS. An-Nisa’: 145–146)

Bahkan kepada kaum Nasrani yang mengatakan Allah adalah bagian dari trinitas, Allah tetap menyeru mereka untuk bertaubat:

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ‘Allah adalah salah satu dari yang tiga.’ Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari perkataan itu, pasti orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.” (QS. Al-Ma’idah: 73)

Kemudian Allah berfirman:

“Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ma’idah: 74)

Bahkan orang-orang yang telah membunuh wali Allah pun masih diberi kesempatan untuk bertaubat:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, lalu mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan azab neraka yang membakar.” (QS. Al-Buruj: 10)

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,

“Lihatlah orang-orang yang telah membunuh wali-wali Allah, Allah masih menyeru mereka untuk bertobat.”

Ayat-ayat seperti ini sangat banyak. Bahkan dosa kekafiran pun bisa diampuni jika disertai tobat yang sungguh-sungguh, apalagi dosa-dosa lain yang lebih ringan.

Setelah Allah menyampaikan seruan untuk bertaubat, Allah pun memerintahkan agar kita tidak menunda-nunda tobat:

“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” (QS. Az-Zumar: 54)

Allah juga berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa-dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar.” (QS. An-Nisa’: 48)

Dan perhatikan baik-baik, bahwa berputus asa dari rahmat Allah adalah dosa besar.

Allah berfirman:

“Wahai anak-anakku, pergilah dan carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya, dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” (QS. Yusuf: 87)

Ayat ini menunjukkan bahwa berputus asa dari ampunan Allah adalah ciri orang kafir.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi kita taufik dan hidayah untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang selalu berharap pada rahmat dan ampunan-Nya, dan tidak pernah berputus asa.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *