*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Tmur
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari perlu saling asah,asih dan asuh demi tercapainya kehidupan yang harmonis dan rukun.
Islam dienul Haq rahmatan Lil alamin telah memberikan bimbingan dengan penuh kasih sayang untuk berbagi dan peduli terhadap orang orang yang sedang dirundung duka dan musibah.
Infaq, sedekah merupakan investasi di dunia dan akhirat untuk mendapatkan keberkahan serta rida-Nya. Oleh karena itu marilah perbanyak sedekah dan infaq sedekah yang kebaikannya akan kembali pada diri orang tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 254)
Rezeki yang telah kita terima sebenarnya ada hak orang lain berupa zakat, infaq dan sedekah.
Tentu dengan keikhlasan dan kesadaran sendiri seorang Muslim dapat menyisakan dan memberikan sedekah kepada mereka yang membutuhkan.Maka infaq, sedekah hendaknya menjadi kebiasaan dan perilaku seorang Muslim untuk mendapatkan keberkahan dan ridaNya.
Mentadabburi ayat ayat dan hadits berikut ini untuk mendapatkan kenikmatan yang tiada henti hentinya di dunia dan akhirat nanti.
1. Sedekah sebelum menyesal di akhirat
وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.””
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 10)
2. Sedekah bisa memadamkan panasnya siksa kubur dan menjadi naungannya di hari kiamat
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :
ﺇﻥ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻟﺘﻄﻔﻲﺀ ﻋﻦ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﺣﺮ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﻭ ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺴﺘﻈﻞ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﻇﻞ ﺻﺪﻗﺘﻪ
ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ
Rasulullah ﷺ bersabda “Sesungguhnya sedekah itu akan memadamkan panasnya kuburan dari para pelakunya dan sungguh di hari kiamat kelak seorang mukmin itu akan berlindung di bawah naungan sedekahnya.”
3. Sedekah investasi akhirat yang tidak akan merugi
اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَا رَةً لَّنْ تَبُوْرَ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,”
(QS. Fatir 35: Ayat 29)
4. Amalan yang tidak akan pernah terputus
Beberapa amalan ini yang berjalan terus serta tidak terputus atau terus mengalir ini yang dikenal dengan istilah amal jariyah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara), yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuknya.”
5. Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang pahala yang besar dengan menyantuni anak yatim
Al-Ma’un, ayat 1-7
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.