Tasawuf Muhammadiyah Itu Laku Seimbang Dunia dan Akhirat

Tasawuf Muhammadiyah Itu Laku Seimbang Dunia dan Akhirat

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto, mengungkapkan bahwa tasawuf Muhammadiyah memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan tasawuf pada umumnya.

Menurutnya, tasawuf Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada ritual ibadah seperti begadang untuk bertasbih semalaman, tetapi juga menekankan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.

“Tasawufnya orang Muhammadiyah itu bagaimana menguasai kehidupan dunia, tapi dirinya tidak kemudian terpesona oleh kehidupan dunia,” jelas Agung dalam acara Ideopolitor Muhammadiyah Regional Sumatra 1 di Deli Serdang, Senin (20/1/2025).

Tasawuf Muhammadiyah, lanjutnya, tidak menjauhkan diri dari kehidupan duniawi. Sebaliknya, umat Muhammadiyah didorong untuk memanfaatkan hasil dari aktivitas duniawi demi kepentingan dakwah Islam, seperti melalui pendirian Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

“Hasil keduniawian yang diperoleh tidak dihabiskan untuk diri sendiri, tetapi digunakan untuk dakwah Islam,” tambah Agung.

Ia juga menegaskan bahwa pendekatan tasawuf ini lebih tinggi dibandingkan sekadar mencapai maqam tertentu seperti yang sering ditemukan dalam tarekat.

“Konsep manusia ideal bagi Muhammadiyah adalah sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.

Sebagai contoh, Agung menyebut nama sahabat Nabi, Abdurrahman bin Auf, yang dikenal kaya raya namun tetap taat beribadah dan menggunakan hartanya untuk kepentingan umat.
Kisah Abu Bakar juga dijadikan teladan, di mana meskipun beliau mengutamakan umat, kehidupannya tetap tidak berkekurangan.

Menurut Agung, tasawuf Muhammadiyah mengajarkan laku seimbang antara dunia dan akhirat dengan orientasi utama pada keridaan Allah SWT.

“Muhammadiyah harus menjadi prototipe bahwa menjadi saleh dan taat beribadah tidak berarti melupakan atau menyepelekan urusan dunia,” katanya.

Tasawuf Muhammadiyah, sebagaimana disampaikan Agung, tidak hanya mengarahkan umat untuk fokus pada akhirat, tetapi juga mengajarkan pentingnya peran duniawi dalam mendukung kemaslahatan umat.

“Ini adalah bentuk tasawuf tingkat tinggi yang memadukan spiritualitas dengan tanggung jawab sosial,” tegasnya.

Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah berharap dapat mencetak generasi Muslim yang tidak hanya taat dalam beribadah tetapi juga aktif berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *