*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Setelah dapat merasakan indahnya Ramadan, maka selanjutnya adalah mempertahankan gelar juara takwa sampai akhir hayat.
Salah satu kelebihan Ramadan di dalamnya diturunkan Al Qur’an, maka oleh karena itu di luar Ramadan pun tetap istikamah membacanya, mentadabburi ayat ayat Al Qur’an.
Bacalah Al-Qur’an karena ia akan memberikan syafa’at bagi para pembacanya.
Allah berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ قَدْ جَآءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِ ۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَـفْرَحُوْا ۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.””
(QS. Yunus 10: Ayat 57-58)
Dalam bulan Ramadan kita dapat melaksanakan tiga atau dua kali hatam, maka di luarRamadan hendaknya tetap istikamah membacanya mentadabburi lalu diamalkan oleh segenap keluarga Muslim.
1. A-Quran sebagai penawar
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْـقُرْاٰ نِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَا رًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 82)
2. Bertambah iman dengan bacaan Al Qur’an
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,”
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 2)
3. Al-Quran membuka pintu keberkahan
اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰ نَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَا لُهَا
“Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an, ataukah hati mereka sudah terkunci?”
(QS. Muhammad 47: Ayat 24)
4. Aduan Rasulullah perihal ummatnya terhadap Al Qur’an
وَقَا لَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰ نَ مَهْجُوْرًا
“Dan rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.””
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِيْنَ ۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ هَا دِيًا وَّنَصِيْرًا
“Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.”
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 30- 31)
5. Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang kemuliaan Alquran
Al-Baqarah, ayat 23-24
{وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نزلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (24) }
Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang yang memang benar. Maka jika kalian tidak dapat membuat(nya) dan pasti kalian tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah diri kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Kemudian Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menetapkan masalah kenabian sesudah menetapkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Untuk itu, Allah mengarahkan khitab-Nya kepada orang-orang kafir melalui firman-Nya:
{وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نزلْنَا عَلَى عَبْدِنَا}
Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami. (Al-Baqarah: 23)
Yang dimaksud dengan hamba ialah Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) Maka datangkanlah sebuah surat yang semisal dengan apa yang didatangkan olehnya. Apabila kalian menduga bahwa Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, maka tantanglah Al-Qur’an dengan hal yang semisal dengan apa yang didatangkan olehnya. Mintalah pertolongan kepada orang-orang yang kalian kehendaki selain Allah, karena sesungguhnya kalian pasti tidak akan mampu melakukan hal tersebut. Menurut Ibnu Abbas, syuhada-ukum artinya penolong-penolong kalian.
Menurut As-Saddi, dari Abu Malik, syuhada-ukum artinya sekutu-sekutu kalian. Dengan kata lain ialah kaum selain kalian yangmembantu kalian untuk melakukan hal tersebut. Mintalah pertolongankepada tuhan-tuhan kalian agar mereka membantu dan menolong kalian.