Sebanyak 26 guru dari berbagai sekolah Muhammadiyah di Sidoarjo mengikuti pelatihan public speaking bertajuk Boost Your English Public Speaking yang digagas Dr. Dian Rahma Santoso, dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PBI Umsida).
Kegiatan ini bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo dan berlangsung selama delapan sesi setiap hari Sabtu sepanjang Februari 2025.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Sidoarjo, Muhammad Kohar, M.Si., mengungkapkan apresiasinya terhadap Umsida yang telah memberikan layanan pelatihan kepada para guru Muhammadiyah.
“Ketika ada peluang, saya langsung meminta pelatihan ini diterapkan di Sidoarjo. AUM di sini berkembang sangat cepat dan pelatihan ini menjadi peluang besar bagi para guru untuk meningkatkan kualitas mereka,” ujarnya.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara para guru di depan publik, terutama dalam bahasa Inggris, yang sejalan dengan visi internasionalisasi sekolah Muhammadiyah.
Dian menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi guru adalah kurangnya kesempatan berbicara dalam bahasa Inggris di kelas.
“Guru-guru ini sehari-hari mengajar, tetapi mereka tidak banyak menerapkan kemampuan public speaking. Dengan pelatihan ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk melatih keterampilan tersebut,” jelasnya.
Pelatihan ini mencakup berbagai sesi yang dirancang untuk membangun keterampilan berbicara peserta secara bertahap. Pada sesi pertama, peserta mempelajari dasar-dasar public speaking dan diberikan tugas membuat draft pidato berdurasi tujuh menit. ”
Ini bertujuan untuk me-recall pengalaman mereka dalam berbicara di depan publik dan mengidentifikasi faktor yang membuat mereka percaya diri atau canggung,” ungkap Dian.
Pada sesi berikutnya, peserta mulai berlatih berbicara tanpa mengandalkan hafalan dan lebih mengandalkan catatan kecil. Sesi ketiga dan keempat melibatkan simulasi presentasi dengan berbagai peran, seperti MC, desk master, speaker, timekeeper, dan evaluator.
“Semua peserta memiliki peran aktif sehingga mereka terbiasa berbicara dalam berbagai situasi,” tegasnya.
Sesi akhir pelatihan berfokus pada praktik presentasi penuh di mana peserta membawakan pidato mereka dan menerima evaluasi dari sesama peserta.
“Intinya, mereka bisa membuat pidato tujuh menit, mulai dari membuat draft hingga mempraktikkannya dengan percaya diri,” tegas Dr. Dian.
Antusiasme Peserta
Para peserta mengaku merasakan manfaat besar dari pelatihan ini. Wardatul Izza, guru SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, mengaku lebih percaya diri berbicara dalam bahasa Inggris di depan umum.
“Saya belajar bagaimana mengatasi rasa gugup saat tiba-tiba lupa materi yang dihafalkan,” tuturnya. Ia berencana menerapkan metode ini dalam program P5 di sekolahnya, di mana siswa akan mempresentasikan materi dalam bahasa Inggris di akhir pelajaran.
Sementara itu, Aniwati dari SMP Muhammadiyah 6 Krian mengaku menghadapi tantangan saat pertama kali menjadi MC dalam bahasa Inggris. “Awalnya saya canggung, tetapi setelah beberapa sesi, saya mulai lebih percaya diri,” katanya.
Khoirul Umam dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) menyoroti bagaimana pelatihan ini tidak membosankan karena adanya berbagai peran yang dimainkan dalam sesi latihan.
“Setiap pertemuan kami mendapatkan peran berbeda, sehingga tidak ada yang hanya duduk diam. Ini membuat pelatihan lebih interaktif dan menarik,” jelasnya. Ia berencana menerapkan metode ini di Smamda untuk mendukung program internasionalisasi sekolah.
Pelatihan ini diakhiri dengan penandatanganan MoA antara Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo, Pusat Bahasa Umsida, dan Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Umsida.
Melalui pelatihan ini diharapkan para guru Muhammadiyah di Sidoarjo semakin siap menghadapi tantangan global dengan kemampuan public speaking yang mumpuni. (romadhona s)