Urgensinya Mempersiapkan Bekal untuk Akhirat

Urgensinya Mempersiapkan Bekal untuk Akhirat

*) Oleh: Muhammad Nashihudin MSI,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Tmur

Bila kita mendengar kata Barzah, maka ingatlah bahwa situasi kondisi yang memisahkan dinding kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Tentu saja seorang Muslim harus yakin dan menyadari betapa pentingnya mengingat mati dan bekal yang akan dibawa untuk ke hadirat Allah SWT.

Dunia adalah sebuah perjalanan panjang menuju kebahagiaan yang hakiki dan abadi di akhirat yang mana mereka tidak dapat kembali lagi ke dunia bila sudah wafat. Semua sudah tercatat sebagai bukti nyata untuk mendapatkan balasan sesuai dengan amal perbuatannya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَتَرٰى كُلَّ اُمَّةٍ جَا ثِيَةً ۗ كُلُّ اُمَّةٍ تُدْعٰۤى اِلٰى كِتٰبِهَا ۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

“Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.”

هٰذَا كِتٰبُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِا لْحَقِّ ۗ اِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

“(Allah berfirman), “Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.””
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat28- 29)

Marilah kita memperbaiki diri dan mentadabburi ayat ayat berikut ini.

1. Orang orang yang cerdas

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يا رسولَ اللَّهِ أيُّ المؤمنينَ أفضلُ ؟ قالَ : أَحسنُهُم خُلقًا ، قالَ : فأيُّ المؤمنينَ أَكْيَسُ ؟ قالَ : أَكْثرُهُم للمَوتِ ذِكْرًا ، وأحسنُهُم لما بعدَهُ استِعدادًا ، أولئِكَ الأَكْياسُ

“Wahai Rasulullah, orang Mu’min mana yang paling utama ?
Nabi menjawab: yang paling baik akhlaknya.
Orang Anshar bertanya lagi: lalu orang Mu’min mana yang paling cerdas ?
Nabi menjawab: yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik dalam menyiapkan bekal untuk akhiratnya, itulah orang-orang yang cerdas” (HR. Ibnu Majah no. 3454, dihasankan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).

“Bisa jadi ajal itu sudah dekat sementara engkau masih lalai, banyak orang yang di waktu pagi tidak mendapati waktu sore, masih di waktu sore namun tidak mendapati waktu pagi, ada yang tidur tidak bangun-bangun. Orang yang cerdas dan brilian akan selalu bersiap-siap dan berhati-hati dan persiapan menuju akhirat” (Syarh Riyadushsholihin 1/245)

2. Tugas malaikat mencatat amalan manusia

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَا لِ قَعِيْدٌ

“(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.”

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

“Tidak ada suatu katapun yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
(QS. Qaf 50: Ayat 17-18)

3. 𝗔𝗱𝗮 𝗧𝗶𝗴𝗮 𝗛𝗮𝗹 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗶𝗸𝘂𝘁𝗶 𝗝𝗲𝗻𝗮𝘇𝗮𝗵

عن أنس رضي الله عنه عن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((يَتْبَعُ المَيتَ ثَلاَثَةٌ: أهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَملُهُ، فَيَرجِعُ اثنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ: يَرجِعُ أهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبقَى عَملُهُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sabdanya:

“Mengikuti kepada seseorang mayit itu tiga hal, iaitu keluarganya, hartanya serta amalnya. Kemudian kembalilah yang dua macam dan tertinggallah yang satu. Kembalilah keluarga serta hartanya dan tertinggallah hanya amalnya.”
(Muttafaq ‘alaih).

4. Nasihat nabi Muhammad Saw untuk memperbaiki diri

Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Ibnu Majah dan yang lainnya, dari hadis Abu Ayub al Anshori- radhiyallahu’anhu– bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata, “Beri aku nasehat singkat”. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ

“Jika kamu hendak melaksanakan shalat, shalatlah seperti shalat yang terakhir,
jangan mengatakan sesuatu yang membuatmu minta maaf di kemudian hari dan tinggalkanlah keputus-asaan terhadap apa yang ada pada tangan manusia”.

(Al-Hadits)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *