Harus Sabar Menjalani Proses
foto: islamonline.net
UM Surabaya

Ada suatu nasihat yang penuh hikmah:

لَنْ تَعْرِفَ قِيْمَةَ اللَّحْظَةِ حَتَّى تُصْبِحَ الذِّكْرَى

“Engkau tidak akan mengerti nilai waktu yang sesaat, sampai waktu yang sesaat itu menjadi sebuah kenangan.”

Apa pun yang telah terjadi kemarin adalah bagian dari masa lalu. Apa pun yang terjadi hari ini adalah suatu kenyataan, dan apa pun yang terjadi hari esok adalah suatu harapan…

Waktu,
terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah suatu keabadian…

Ketika masih ada peluang, isilah segenap ruang dan waktu yang kita miliki untuk mencari cukup bekal untuk kembali ke alam kekal…

Perbanyak istighfar kepada Allah Azza wa Jalla dan selalu memohon pertolongan-Nya agar kita menjadi hamba-hamba-Nya yang selamat hingga akhir waktu…

Sesungguhnya kehidupan kita memerlukan kesabaran dan keyakinan. Bila bukan karena kesabaran dan keyakinan, tentulah Siti Hajar tidak akan mondar-mandir, pulang dan pergi antara dua gunung yang kecil, Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali demi mendapatkan setetes air untuk putranya, Ismail ‘alaihi sallam

Sebagaimana pula kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sabar dicerca dan dilempari batu hingga cedera pada kedua kaki beliau oleh kaum Bani Tsaqif ketika beliau hijrah ke Thaif.

Begitulah proses langkah demi langkah yang akan senantiasa berlanjut hingga batas waktu yang telah ditentukan…

Seorang anak kecil tak lantas tiba-tiba mampu berjalan. Ia harus belajar merangkak terlebih dulu. Itu pun tak bisa dilakukan secara sempurna ketika si bocah masih di bawah sembilan bulan…

Saat pertama berjalan pun tak lantas ia bisa langsung berlari. Kadang keseimbangan sering hilang dan terjatuh. Perlu beberapa waktu lagi bagi si bocah untuk bisa benar-benar berjalan seimbang sempurna. Itulah waktu yang telah ditentukan dan tak bisa dielakkan dalam tahapan proses…

Proses kehidupan perlu dilalui dengan sabar dan penuh keyakinan, selangkah demi selangkah sebagaimana Allah Azza wa Jalla mengajarkan proses terciptanya makhluk-makhluk-Nya…

Bersabarlah, karena semua ada waktunya, seperti pelajaran ulat yang beralih rupa menjadi kupu-kupu elok. Bersabar dan yakinlah, maka kita akan mendapatkan yang lebih dari apa yang kita harapkan…

Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

“صبرا جميلا ما أقرب الفرجا..

“Bersabarlah yang baik maka kelapangan itu begitu dekat.”

من راقب الله في الأمور نجا..

“Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dalam urusannya maka dia pasti akan selamat.”

من صدق الله لم ينله أذى..

“Barang siapa yang yakin dengan Allah Ta’ala, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.”

و من رجاه يكون حيث رجا..”

“Barang siapa berharap kepada Allah Ta’ala maka Allah Ta’ala pasti akan memberi pertolongan.” (Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir 8/432)

Semua akan ada waktunya yang senantiasa harus dilalui dengan kesabaran dan keyakinan, sebagaimana musim yang terus mengalami pergantian, sebagaimana sebuah roda kehidupan yang terus berputar.

Kita akan menjalaninya dan kita tetap bersabar, ikhtiar dan tawakal menjalani proses kehidupan yang penuh ujian hingga mendapatkan nilai tertinggi di sisi Nya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini