Menunggu Waktu Syuruk di Masjid Nabawi
Suasana setelah salat subuh di Masjid Nabawi. foto:dok/pri

Langit masih gelap saat kaum muslimin menuju Masjid Nabawi untuk menunaikan salat subuh berjamaah. Mereka yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Disambut lampu-lampu yang tampak cantik bersanding dengan megahnya bangunan masjid, jamaah salat subuh datang bergelombang.

Mereka mengisi waktu menunggu salat subuh dengan berzikir, membaca Alquran, dan aktivitas lain yang mendekatkan diri dan mengingat kebesaran Allah.

Baca juga: Tiba di Makkah, Jamaah Umrah Disambut Muhsinin yang Berebut Bagi Takjil

Mereka berdoa dengan menghambakan diri kepada Sang Khalik. Duduk dan bersujud. Bermunajat dengan menengadahkan kedua tangannya.

Di Masjid Nabawi ini terdapat tempat yang mustajab untuk berdoa, namanya Raudah.

Menunggu Waktu Syuruk di Masjid Nabawi
Makan Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar. foto: dok/pri

Beberapa koleksi berharga peninggalan Rasulullah juga terdapat di dalam masjid ini, seperti mimbar dan mihrab yang pernah digunakan Rasulullah.

Sejarahnya, Masjid Nabawi sangat kecil, kurang 1.050 meter persegi. Tiang-tiang dan atap dibuat dari batang kurma sedangkan penerangan dari pelepah kurma yang dibakar.

Baca juga: Kiai Hisyam, Sang Kreator Pendidikan Muhammadiyah

Masjid Nabawi sudah mengalami perluasan dan perbaikan. Sekarang, Masjid Nabawi terlihat megah dengan dilengkapi lampu yang terang benderang melalui aliran listrik yang tak pernah padam.

Lautan manusia terlihat ketika bubaran salat subuh. Di antara mereka keluar masjid dan sebagian besar masih bertahan di dalam masjid hingga waktu syuruk (matahari terbit).

Menunggu Waktu Syuruk di Masjid Nabawi
Makam Nabi tampak dari luar. foto: dok/pri

Sementara mereka yang keluar masjid, berjalan berduyun-duyun dengan tertib menuju pintu keluar masjid. Mereka berjalan tertib sambil mengucapkan kalimat kalimat thoyyibah.

Mereka berlomba-lomba berbuat baik mencari berkah dengan melayani orang yang akan berbuka. Hampir semua melayani jamaah satu masjid.

Di luar masjid, nampak pedagang-pedagang yang sudah mulai membuka kios-kiosnya. Tidak ketinggalan pedagang kaki lima yang menjual peci, serta cindramata lainnya mulai menggelar dagangannya di jalan menuju Masjid Nabawi. (*)

Penulis: Dr SLAMET MULIONO REDJOSARI, Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini