Muhammadiyah dan Karakteristik Kader Persyarikatan

*) Oleh: Hendra Pornama, SH
Anggota Majelis Tabligh PDM Tulungagung

Muhammadiyah menjadi organisasi kemasyarakatan tertua di Indonesia. Usia Muhammadiyah lebih tua ketimbang usia negeri ini.

Muhammadiyah yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan di Jogjakarta 18 November 1912 atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 H di Kampung Kauman Yogyakarta.

Di usia yang ke-111, Harapan dan tantangan kepada Organisasi ini semakin banyak dan semakin beraneka ragam.

Namun semakin banyaknya masalah akan semakin menambah dewasa organisasi ini dalam mencari solusinya.

Di awal berdirinya masalah yang dihadapi antara lain, penjajahan, kemiskinan dan pembodohan.

Oleh karena itulah Kyai Dahlan mengajarkan santrinya kala itu hanya surat Al Ma’uun, sehingga surat inilah yang menjadi sumber inspirasi dan semangat warga Persyarikatan sampai saat ini.

Awal Kemerdekaan

Di awal kemerdekaan Muhammadiyah mempunyai tantangan yang tidak kalah rumit, berdirinya partai membuat Muhammadiyah terseret dalam arus pusaran itu, melalui Partai Masyumi.

Era Modern

Mudahnya akses informasi sehingga kevalidan akan berita sulit dibedakan. Ini membuat warga Muhammadiyah harus lebih selektif dalam menjaring informasi.

Oleh karena peran dari pimpinan sangat menentukan arah kebijaksanaan organisasi ini.

Pemimpin yang bijak dihasilkan dari proses pengaderan yang utuh dan benar sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah yakni Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah  menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini