UM Surabaya

Bagaimana rasanya menjadi Abu Bakar dalam situasi itu?

Bisa saja Rasulullah tak berkata apa-apa, tak melakukan dan menasihati apa-apa. Tapi, Rasul tenangkan sahabatnya karena Rasul peduli. Beliau sangat peduli pada keadaan orang lain bahkan di saat paling berat sekalipun.

Jika bertemu orang yang mampu membaca bahwa dirimu sedang tak baik-baik saja saat yang lain tak peduli, pasti kau akan mengenangnya dalam memori teristimewa.

Saat di mana kau mendapatkan beban yang sangat berat, lalu ia peduli dengan keadaanmu. Maka genggam erat tangannya, karena ia orang yang baik untuk kita.

“Kita tahu kala itu Rasul sedang berhadapan pada tugas besar bernama hijrah. Tugas berat yang bahkan bisa menyesakan dada, karena terancam, terintimidasi tapi, beliau tidak lupa untuk menghibur sahabatnya yang bersedih. Maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak peduli pada sahabat kita.”

Masya Allah, Laa haula wa laa quwwata illa billah!

Kita tahu dan sadar bahwa kita sering kali tak baik-baik saja. Hidup berasa penat.. Kamu bisa saja tak peduli, bisa saja tak pakai hati, karena kamu sendiri sudah capek, lelah sekali, remuk redam.

Tapi percayalah, salah satu hal yang kau butuhkan untuk mengobati kusamnya hidup itu adalah peduli. Hidup akan lebih berwarna saat kamu mulai membangun kepekaan rasa peduli kepada orang lain.

Dunia sudah kejam, kita jangan ikut-ikutan.

“Kun lathifan ainamaa hallat”

Jadilah orang baik, di mana pun kamu berada. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini