*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
“Dari Mutharrif dari Bapaknya “Aku pernah menemui Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika sedang membaca surat alhakumutakasur, beliau bersabda: “Anak manusia mengucapkan: “Hartaku, hartaku”, kemudian beliau bersabda: “Wahai anak manusia, Apakah kamu memiliki dari hartamu melainkan yang kamu telah makan lalu habis, atau yang kamu telah pakai lalu rusak, atau yang telah kamu sedekahkan maka itu yang tersisa”. (HR. Muslim 211)
Dalam riwayat Muslim yang lain ada tambahan sebagai penjelas, setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan tiga fungsi harta tadi, beliau bersabda:
“Dan selain itu maka dia akan sirna dan dia tinggalkan untuk manusia.” (HR. Muslim)
Beberapa pelajaran yang terdapat dalam hadis.
Harta menjadi milik abadi Ketika di infakkan dalam kebaikan dengan motif mencari ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Nah bila demikian halnya kita patut berbangga, dengan harta yang dimiliki.
Mengapa kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta yang bermanfaat jika tidak digunakan dalam kebaikan.
Semua yang digunakan selain untuk jalan kebaikan, tentu akan sirna dan sia-sia.
Seharusnya yang kita banggakan adalah bagaimana iman yang diterjemahkan dalam aksi nyata.
Bagaimana ketakwaan kita di sisi Allah, bagaimana kita bisa amanat dalam menggunakan harta titipan ilahi.
Masing-masing orang mempunyai amalan spesial ada yang masuk surga lewat pintu salat
Ada pula yang melalui pintu puasa, zikir, wirid dan yang lebih spesial melalui pintu sedekah.