Tiga Fokus Utama dalam Agenda Silaturahmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah di New South Wales
Silaturahmi PP Muhammadiyah dengan Diaspora Indonesia di New South Wales

Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan silaturahmi bersama Diaspora Indonesia yang berada di New South Wales, Australia sekaligus Peluncuran Buku Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin. Kegiatan berlangsung di Aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sydney, Ahad (28/1/2024).

Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales Izza Rohman, mengatakan ada tiga hal penting yang menjadi fokus utama dalam agenda silaturahmi ini. Pertama, Muhammadiyah memberi perhatian kepada dakwah Islam di New South Wales dan di Australia secara lebih luas.

Kedua, Muhammadiyah memandang penting untuk menjalin relasi dengan semua pihak temasuk juga diaspora asal Indonesia. Ketiga, Muhammadiyah, sebagaimana visi dan ideologinya, memandang penting masa depan.

“Harapannya, silaturahim akan menghasilkan masa depan yang lebih baik di Australia maupun di seluruh dunia,” ungkap Izza.

Muhammad Sayuti, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa Muhammadiyah mempunyai enam organisasi otonom, di antaranya ‘Aisyiyah, Tapak Suci dan Hizbul Wathan.

“Saat ini Muhammadiyah mempunyai Cabang Istimewa di 30 negara. Muhammadiyah juga sudah menjadi organisasi legal di empat negara, di USA, Australia, Jepang, dan Jerman,” tutur Sayuti.

Muhammadiyah juga untuk pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia bisa mendirikan kampus pertama di luar negeri, di Malaysia. Dan juga sekolah pertama di Australia, yaitu Muhammadiyah Australia College di Melbourne.

“Mungkin karena pengalaman Muhammadiyah sudah mengelola 5800 sekolah, kampus kita sebanyak 172, lebih banyak dari kampusnya pemerintah Indonesia, karena ada di tempat-tempat terpencil, yang pemerintah pun belum sanggup untuk mendirikan sekolah, rumah sakit,” tutur Sayuti.

Mengapa Muhammadiyah bisa membangun sedemikian banyak sekolah? Sayuti menjelaskan bahwa Muhammadiyah itu adalah gerakan dakwah, gerakan tajdid, gerakan ilmu dan amal.

“Jadi Bapak dan Ibu tidak usah khawatir tidak ada gerakan politik. Jadi ribut-ribut pemilihan presiden, Muhammadiyah aman ya,” imbuh Sayuti. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini