Didin Fatihudin Dikukuhkan jadi Guru Besar Ekonomi Manajemen Keuangan UM Surabaya
Didin Fatihudin bersama Rektor UM Surabaya Sukadiono. foto: humas

Didin Fatihudin resmi dikukuhkan menjadi guru besar ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Sabtu (17/2/24). Acara pengukungan dilaksanakan di Gedung At Tauhid Tower.

Dalam pidato pengukuhannya, Didin menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Implementasi keuangan makroekonomi, korporasi dan personal menuju sehat finansial di era ekonomi digital (Financial Behavior)“.

Didin menjelaskan kesehatan finansial bisa dilihat dari tiga perspektif. Pertama, perspektif makroekonomi negara. Kedua, perspektif korporasi Perusahaan dan perspektif kesehatan finansial perorangan keluarga.

Dikatakan Didin, implementasi manajemen keuangan pemerintah, perusahaan dan personal memiliki pengukuran indikator yang berbeda.

Rasionya juga berbeda. Sumber data yang dihitung juga bisa berbeda. Periode data juga beda.

Menurutnya, ada sisi kesamaan dalam pengukuran kinerja keuangan yang sehat (sehat finansial).

Baca juga: Sosok Didin Fatihudin, Anak Kiai yang Dikukuhkan jadi Guru Besar UM Surabaya

“Bahwa kinerja keuangan pemerintah, perusahaan dan personal sebaiknya surplus, hindari defisit. Artinya bahwa rasio penerimaan harus lebih besar dari pengeluaran. Pendapatan lebih besar dari belanja. Pendapatan operasional harus lebih besar dari biaya operasional. Keuangan surplus itulah yang disebut sehat finansial,” ujar Didin di hadapan ratusan peserta.

foto: humas um surabaya
foto: humas um surabaya

Ia mengatakan, jika seseorang memiliki kelebihan uang, sebaiknya berinvestasi dalam aset keuangan (surat berharga) dan aset properti dengan urutan sebagai berikut: tabungan, deposito, iuran dana pensiun, cicilan rumah, cicil emas/dirham/dinar, cicilan kendaraan, menambah modal kerja.

“Jika itu sudah terpenuhi berikutnya membeli reksadana, obligasi, dan saham,” katanya.

Laki-laki kelahiran Kuningan Jawa Barat tersebut kini telah menulis 26 buku dan beberapa di antaranya telah diterbitkan oleh penerbit mayor dan menjadi rujukan mahasiswa.

Sementara itu, publikasi karya ilmiah dan jurnal sebanyak 35 yang telah diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional hingga internasional.

Didin menyelesaikan pendidikan tinggi pada tahun 1984 di Bachelor of Art dan Akta IV Universitas Siliwangi, kemudian tahun 1986 ia lulus S1 Sarjana ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, pada tahun 1995 lulus S1 Sarjana Ekonomi-Manajemen UWP.

Pada tahun 1999 lulus S2 Magister Sains Manajemen Universitas Airlangga dan pada tahun 2011 lulus S3 Doktor Ilmu Ekonomi-Manajemen Keuangan-investasi Universitas Airlangga.

Dalam pidato ilmiah terakhir, Didin berpesan memiliki kekayaan tidaklah wajib. Memiliki pendapatan memang diharuskan. Tetapi yang wajib adalah bekerja dan berikhtiar.

“Pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran(surplus), jangan lupa tabungan investasi. Jika pendapatan semakin menurun, sebaiknya gaya hidup juga harus diturunkan. Alokasikan pendapatan berdasarkan perencanaan keuangan dan tujuan keuangan yang jelas,” jabarnya.

Dalam pengukuhan tersebut turut dihadiri Rektor UM Surabaya Dr. dr. Sukadiono, MM beserta jajaran, Kepala LLDIKTI wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE,MM, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Thobroni dan pimpinan di lingkungan UM Surabaya. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini